Friday, April 29, 2005


Look at the Twins, One of them was making ears behind ME! Posted by Hello

Thursday, April 28, 2005

A Werewolf's LATE Notice

Been Wandering on OZ
(Relax, aku udah nyogok Snape untuk bikin Wolfsbane dibotolin pake botol tak terlihat dan anti pecah)
Saw Jupiter too under that Fullmoon.
Been to meet Trelawney, mdm Hooch, Forge&Gred and convinved them to pic with me :D
(Pic will be put on this blog (n Mine also) later)

Have anybody got to set a Constant Viligilance agianst other Werewolves? N nobody been bitten by my kind?
Good...

Wednesday, April 27, 2005

Konperensi Penyihir Asia Afrika (2)

Kami beramai-ramai pergi ke Cikubang.

“Seperti jalan menuju Hogwarts, ya?” komentar Anne.

“Iya,” kata Jo, “lihat waktu Ron dan Harry naik mobil terbang menyusul Hogwarts Express? Nah, mirip banget..”

Memang ada rasa seperti sedang menuju Hogwarts. Makanya, Anne bersikeras, di daerah ini pasti ada desa penyihir. Seperti Hogsmeade itu lho..

Mendaratlah kita beratus-ratus penyihir di jembatan itu. Di sana sudah ada Muggles, beberapa orang, dan mereka seperti sedang merundingkan sesuatu. Serius. Tentu saja mereka tidak bisa melihat para penyihir. Sudah pakai penyamaran sih.

Ambu lalu menanggalkan penyamaran, dan mendekati mereka. “Assalamualaikum, pak Agung.”

Pak Agung Budi Waskito (manager operation – sok kenal Ambu nih, hehe) menengok. Lha, ini ada ibu-ibu, sendirian, nggak ada kendaraannya –apa jalan kaki?—mau ngapain? “Waalaikum salam. A-Ada a-apa, ya?”

“Kelihatannya pak Agung sedang bingung tentang sesuatu. Boleh kami bantu?”

“Eh, ..”

“Kami dari suatu organisasi, tidak akan mengganggu kok. Justru kami mau bantu,” Ambu sok kenal bener. Hihi..

“B-bo-boleh…”

Nggak percuma Ambu sudah melancarkan mantra “Persuasivusim”, orang jadi ngebolehin apa aja. Psst, jangan dipakai buat murid buat ngemantrain guru agar memulangkan mereka dari sekolah, ya? Mantra ini perlu ijin dari Kementrian setempat, sekelas di bawah Imperius..

Ya, maka Ambu kembali ke tempat para penyihir telah menunggu. Mereka membuka penyamaran mereka. Lalu kami berkumpul. Jadi, masalahnya apa?

“Begini,” pak Agung tak ragu-ragu lagi sekarang, “disinyalir akan ada sekelompok .. makhluk. Kami tidak tahu ini manusia atau bukan. Mereka akan meledakkan Jembatan Cikubang, tepat saat delegasi KAA melewatinya.”

“Kami sudah berusaha dengan menyisir daerah ini, tapi tidak menemukan apa-apa. Sepasukan TNI juga sudah berjaga-jaga, ada dari Intelijen, ada dari Gegana. Tapi mereka tidak menemukan apa-apa. Tetapi, dari sumber kami, para perusuh itu masih ada,” nada suara Pak Agung seperti putus asa.

OK. Kita akan menemukannya. Edu segera mengeluarkan alat yang seperti Poke-Deck, dan terbang dengan sapu-janur nya mengelilingi daerah Cikubang. Beberapa saat kemudian dia kembali.

“Tidak ada apa-apa. Bukan penyihir, berarti. Tetapi manusia biasa. Mereka mungkin menggunakan alat yang kecepatannya luarbiasa, jadi tidak bisa dilacak oleh manusia lain. Apalagi TNI sekarang kan sebenarnya … sudah agak ngos-ngosan, hehe..” Edu nyengir.

“Ya, sudah. Kita berpatroli sekeliling,” EG segera membagi tugas. “Mata ditajamkan, kalau ada yang punya mata gaib seperti Moody, harap segera dipakai. Juga semua alat-alat sihir seperti Cermin Musuh Portabel, dan sebagainya, mohon diaktifkan,”

Segera saja orang-orang mengeluarkan alat-alat yang aneh-aneh. Dan kau tidak akan percaya, bahwa mereka mengeluarkan alat-alat yang besar-besar. Kelihatannya mereka seperti tidak membawa apa-apa, tapi ketika diperiksa sakunya, …

“Tidak mungkin perbuatan Jawara,” Rahmat Ali melihat-lihat sekeliling, ia berpatroli dengan John O’Connors yang mengaku keturunan langsung banshee.

“Jawara itu apa?”

“Jawara itu sekelompok orang-orang dengan keahlian khusus di kalangan manusia. Mereka akhir-akhir ini sedang sibuk mempersiapkan Pilkada di daerahnya, jadi mana mungkin punya waktu untuk mengacaukan KAA,” Rahmat Ali menerangkan.

“Di sini ada sesuatu,” Farah berteriak. Kami bergegas mendekatinya. Ia menunjuk pada tiang-tiang jembatan. Di sela-selanya ada benda, seperti kotak. Spidey mengguncangnya pelan-pelan.

“Kedengarannya cair,” katanya. Tapi … sepertinya mau meledak! Segera dia menunjuk kotak itu dan berbisik “Stupefy”. Lalu dia membawa ke daerah sungai Cisomang dan meledakkan di air. Wah, air muncrat ke mana-mana. Melihat ledakannya, sepertinya ledakan yang dahsyat.

“Pasti bukan cuma satu,” kata Boy, dan bergegas kita mendekati tiang-tiang, seorang satu. Lalu mencari dengan saksama. Benar saja, di tiap tiang ada celah sambungan, di situ ada kotak bom. Bagaimana mereka bisa menaruhnya? Pertama, untuk mencapainya saja sulit. Trus, bagaimana menaruhnya tanpa kelihatan?

(Masih bersambung)

Monday, April 25, 2005

Konperensi Penyihir Asia Afrika (1)

Wizards and witches,

Kemarin di Bandung dilaksanakan Konperensi Penyihir Asia Afrika. (Bukan KWAA, diprotes, hehe). Inilah laporan pandangan matanya (plus mata gaibnya Moody..)

Hari Jumat lalu sudah berkumpul para penyihir Indonesia. Ada Voldy Ady Weasley dari Makasar, ada Rezi dari Surabaya, sudah barang tentu dari kota yang dekat-dekat seperti Jakarta dan Bogor. Arwen menitipkan Jojinya ke Hagrid, --dan Joji dengan suksesnya membawa pulang anak chimaera (sekarang Arwen masih kebingungan bagaimana memulangkan chimaera yang sudah membuat kerusakan … eh, maksudnya .. sedikit kenakalan dan keusilan...)-- Anne dicari-cari karena menurut Oscar dia sudah berangkat dari Jakarta, tapi di Bandung belum sampai. Ternyata dia sedang nangkring di .. batagor Kingsley. Hehe.. Pokoknya ada banyak yang berkumpul, ada Pipit dan Lascar, ada Ireth yang nggak tau dia ini witch apa elf, ada Illyria, ada Prof Hadi Patronussto, ada Dheva yang berlari-lari disangkanya sudah terlambat.. Ada Edu jauh-jauh dari Bali, ada EG tentu saja dengan situsnya yang belum selesai-selesai juga, hihi.. Trinie yang sibuk membaca bibir –lips-reading- nya Spidey yang sedang mengunyah- ngunyah, ya nggak bisa atuh, Spid! Ada MSS yang matanya tak lepas
dari tipelisi .. televivi .. telivisi! Soalnya katanya bakal ada Hitchhiker's Guide to Galaxy dengan Alan Rickman sebagai Marvin.. hehe

Para penyihir ini sedang menanti kedatangan penyihir Asia Afrika. Mereka datang dalam rangka turut meramaikan golden jubilee KAA. Ingat Rosa Mbabutata? Nah, dia panitia yang mengurus kedatangan para penyihir Amerika. Sedang penyihir Leony mengurus kedatangan penyihir dari Asia..

Kedatangan mereka cukup riuh. Terutama kedatangan penyihir Asia. Di negara-negara Asia tidak ditemukan pelarangan Karpet Terbang, makanya mereka datang dengan karpet itu. Penyihir dari Istambul ada yang nyaris jatuh terguling karena berjoget-joget menari perut di atas karpet saat mereka menembus awan cumolonimbus..

Nah, ketika Ambu sedang sibuk-sibuk menangani para tamu, tiba-tiba handphone Ambu berdering. Handphone itu maksudnya telepon yang bisa digenggam dan dibawa ke mana-mana, bukan hand=tangan phone=telepon, jadi telepon yang dipakai oleh tangan. Bukan, sama aja, dipakainya sih bicara sama mulut, hehe..

Ambu melihat nomernya. Umar Hadi? Muggle? Lagipula dia kan temennya Abah? Memang Ambu juga kenal sih, dia kan sama-sama sekolah di UNPAD dulu waktu Ambu sekolah di sekolah Muggle itu. Sekarang dia bagian apa gitu, Hubungan Media? Pokoknya anak buahnya Marty Natalegawa, gitu. Tapi, buat apa dia nelepon Ambu?

Penasaran telpon diangkat, "Assalamualaikum,"

"Waalaikumsalam, Dian, ada waktu sebentar?"

"Eh, eh.." aku melihat para tamu yang berseliweran di seluruh bagian ruangan, "kenapa, Umar?"

"Begini, ehm .. ehm .." dia berdeham sejenak, "apa Dian bisa bantu ya?"

"Bantu apa, Umar? Bukannya Abah yang suka dihubungi?"

"Eh, begini. Saya dengar dari Abah, Ambu itu, ehm .." dia seperti kebingungan, "eh.. witch?"

Aku terdiam. Abah ini kok bilang-bilang?

"Benar kan? Saya mau minta tolong," katanya lagi mendengar Ambu terdiam.

"Tolong apa?"

"Sebentar lagi kan ada KAA. Kami mau bikin di dua kota, Jakarta dan Bandung,"

Ya, ya, aku tahu. Makanya Kota Bandung mendadak dibikin bersih begini, tadinya kan penuh sampah. Eh, masih banyak sih sampah bertebaran di tempat-tempat yang kiranya nggak bakal dilewati para delegasi. Blum lagi para pedagang kaki lima, yang biasanya memenuhi jalan Tegalega. Itu jalan tersita setengah oleh PKL, blum trotoarnya..

"Eh, trus kenapa memangnya?"

"Bisa nggak kalau para penyihir diajak berpartisipasi?"

"Memang, kami sudah akan mengadakan acara sendiri,"

"Begini, Dian. Kedatangan kami nanti hari Minggu, atau Sabtu sore, itu macam-macam. Ada yang akan naik kereta, ada yang akan naik mobil, ada juga yang akan naik pesawat. Kami .. kekurangan orang untuk mengawasinya,"

Lha, bukannya orang yang mau jadi sukarelawan di Ambalat aja banyak? Hihi..

"Buat apa sih? Trus, kalian kan pasti butuh orang yang berpengalaman, kami sih bisanya apa?"

"Buat mengawasi jalannya perpindahan itu. Tadinya, kami kira mereka semua akan naik pesawat, ternyata tidak. Banyak juga yang ingin mencoba jalan Tol Cipularang ini, atau lebih tepatnya Jaka Larang – Jakarta-Padalarang—Padahal kan belum selesai benar.. TNI sama para pekerja Jaka Larang jadi ketar-ketir nih .."

Ye.. bukannya sudah disiapkan? Itu mah tanggung jawab aparat negara, betul kan? Kita mah enggak diundang-undang dalam acaranya, malah jalan-jalan di kota Bandung ditutup selama acara, belum lagi berhari- hari sebelumnya ada gladi kotor, gladi bersih, simulasi, kan jalan-jalan jadi macet..

"Bukannya sudah diantisipasi?" tanyaku.

"Ini di daerah .. Jembatan Cikubang,"

Langsung terbayang jembatan yang melewati jurang yang dalam itu. Konon Jembatan itu sudah dipersiapkan untuk bertahan selama limaratus tahun. Siapa yang punya batu bertuah, supaya bisa bertahan hidup selama ratus ribu tahun dan menyaksikan sendiri? Hehe.. Tapi kata insinyurnya, katanya, apa gunanya kalau ada gempa dan semua jembatan runtuh sedang Jembatan Cikubang tinggal satu-satunya yang bertahan? Sudah liat kan? Ada fotonya, kok .. masa belum pernah melihat ..

"Memangnya kenapa?"

"Kalau sampai ada yang meledakkan, bagaimana? Memang TNI sudah berusaha mengambil langkah-langkah, tetapi daerah yang segitu luas dan sulit begitu .."

Aku mengerti. Daerah Cikubang yang cukup sulit itu memang rawan.

"Aku bicarakan dulu dengan para wizards dan witches. Nanti aku telepon lagi," kataku.

Aku terhenyak. Para tamu sudah datang semuanya. Bahkan ada juga yang dari Inggris, Amerika, dan lain-lain, sebagai pengamat. Dari Inggris Percy Weasley! Katanya dia sudah ditempatkan kembali ke tempatnya yang semula, Department of International Magical Cooperation.

"Teman dan temin, rekan dan rekin. Barusan ada permintaan tolong dari Muggle. Kira-kira mau kita penuhi?" Aku menjelaskan dengan singkat lokasi yang menjadi sasaran.

"Boleh. Kita sekalian piknik aja di sana!" Anne senang.

"OK. Aku mau lihat sekalian Cikubang itu kaya apa," kata kembarannya, Rezi.

"Tlus, kita sekalian bakal sate Malanggi. Aku mau .. aku mau .." kata Yung Jin. Dasar penyihir RRC, nggak bisa bilang `r', Maranggi, gitu..

Illyria tampil, "Begini, di kota Bandung kan di mana-mana dipasang tanda perboden? Meski itu tanda dilarang masuk ditujukan bagi para Muggle, dan bukan kita yang pakai sapu," Illyria melirik penyihir Turki, Iran, dan negara-negara lain yang pakai karpet, "tapi rasanya kita juga seperti yang dilarang ke mana-mana. Bagaimana kalau kita keluar kota saja? Jadi, kita sekalian mengawasi Jembatan Cikubang, dan sekalian juga bisa refreshing. Setuju?"

"Setuju!!"
"OK!"
"D'accord!"
"Mangga!"


(To be continued)

[Ini gambarnya Jembatan Cikubang:]Image hosted by Photobucket.com

Sunday, April 24, 2005

Essay

Suka sedih sendiri kalau baca forum atau situs-situs luar. Pernah baca Sugarquill? Atau Mugglenet? Atau sejenisnya… Mereka biasanya punya tempat untuk essay/editorial/column, yaitu sejenis tulisan serius. Tentang apa saja, tokoh-tokoh dalam HP, atau suatu kejadian, atau benda, atau apa saja.

Nah, kenapa HPI tidak bikin yang seperti itu? Belajar bikin esai, tulisan serius tentang sesuatu (walaupun ini buku fiksi). Jadi nggak debat kusir. Tapi mengeluarkan pendapat dengan didukung oleh fakta-fakta (dalam hal ini fakta dalam buku, dan perkataan yang dikeluarkan JKR dalam interview)

Coba baca tulisan tentang “Alice's Message: Why Mrs Longbottom's long green dress holds the key to the identity of the Half-Blood Prince” Benar atau tidaknya, tapi dia menyajikan sesuatu yang baru, dan orisinal!

HPI, siap?

Saturday, April 23, 2005

Selamat Full-moon Night..

Mengucapkan selamat full-moon night buat para werewolves, werewolverines, maupun werewolverettes....

Monday, April 18, 2005

16 Juli 2005!

Masih banyak aja yg nanya... Sodara2 sekalian, rilis Harry Potter and the Half Blood Prince serentak di seluruh dunia tanggal 16 Juli 2005. Yang mengeluarkan adalah Bloomsbury (Inggris) dan Scholastic (Amerika). TIDAK bakal keluar SEBELUM tanggal 16 Juli dan versi terjemahan TIDAK akan keluar SEBELUM tahun 2006.

Kalau ada berita bahwa buku ini sudah ada di pasaran, JANGAN PERCAYA! Yang mau baca versi asli boleh pre-order di toko buku terkemuka mana aja kalau takut kehabisan, tapi yang mau membaca versi terjemahan harap bersabar sampai awal 2006. Versi terjemahan keluaran GPU akan mengadaptasi cover dari Scholastic (Amerika). Dan yang akan dirilis tanggal 16 Juli adalah versi HARD COVER.

Anggaplah ini pemberitahuan resmi. Jangan simpang siur lagi ya?

Monday, April 11, 2005

Snape, by a Ravenclaw

Oya, Snape ternyata bukan seorang Sagitarius! Dia Capricorn! Lahirnya 9 Januari 1960 (meski beberapa ada juga yang menyebutkan 1959, tapi aku yakin 1960.. hehe). Kalau begitu, dark horoscop ini nggak berlaku:

Sagittarius (Nov 22 - Dec 21)

You've got a big mouth and unwittingly hurt an insult people with it. You can even go to utter strangers and give unsolicited advice and comments.
You also seem to enjoy verbal duels with others whenever you can. And you sure can make sore losers, even suspecting foul play if things don't go your way. You have a knack for confrontation and you can't resist being sarcastic. You also don't think too much of many people, because you have a mild superiority complex. Vanity is also a trait in many of you.


Advice:

Learn with whom you can be frank otherwise keep your comments to yourself.Discretion is the better part of valour. Curb your cockiness, and you can combine it with your concern for serious issues, aiding in your search for truth

tapi harus:

Capricorn (Dec 22 - Jan 19)

You are rather materialistic and it is fueled by your fears of financial disaster. This makes you complain about monetary woes, irritating many with your obnoxious attitude. You can also be a social climber, manipulating your way up the ladder; name- dropping all the way to the top. Once in a while, you'll have morbid thoughts about Death, something that scares you because you have no control over it. You tend to be obsessive about your mortality sometimes.

Advice:

Stop worrying about losing money, and you'd rid yourself of unfounded nightmares. Stop manipulating others and you'll be free to concentrate on attaining your goals. Get rid of your phobias and you'll be able to relax more and enjoy yourself.

Perasaan Snape ga pernah musingin soal uang .. hehe..

PS: Seorang Ravenclaw nulis tentang Snape? *wink-wink, ngelirik Anne*
PS2: makasih buat Anne atas Dark Horoscope-nya, setahun atau dua tahun yang lalu...

Saturday, April 09, 2005

Slytherin dan fenomena muggle

Pada suatu hari, ketika untuk pertama kalinya saya menyadari bahwa ada kekuatan sihir yang saya miliki, semuanya begitu baru buat saya. Saya hanya menyadari ada penyihir hitam dan putih di dunia ini.

Bahwa Voldemort itu jahat, bahwa Salazar Slytherin itu penyihir gila yang membenci muggle dan half-blood, dan bahwa Snape adalah guru gila yang tidak tahu berterima kasih telah diselamatkan dengan Dumbledore.

Yang benar itu adalah Harry Potter dan ganknya yang berkumpul di Gryfindor. Dan tentu saja, sebagai penyihir baru, aku ingin sekali bisa masuk Gryfindor. berkumpul dengan orang-orang yang berani dan berjiwa pahlawan. Bukankah itu tujuan kita hidup? Menjadi pahlawan buat orang lain. Menjadi orang baik. AKu merasa Ravenclaw dan Hufflepuf juga merupakan kumpulan penyihir-penyihir baik yang mensupport penyihir-penyihir dari Gryfindor.

Slytherin? Hanya kumpulan penyihir-penyihir kegelapan yang sama sekali tidak kuperhitungkan selain mereka adalah calon penyihir hitam yang harus kita waspadai.

Maka aku memandang rendah Snape, Malfoy, bahkan Salazar Slytherin itu sendiri. Sampai suatu saat, aku disadarkan, dunia tidak hanya berupa hitam dan putih saja. Bahwa menjadi Slytherin bukan berarti dia akan jadi penyihir hitam.

Lihatlah Snape...dengan wajahnya yang dingin, dia bisa mengendalikan pikirannya dan hatinya, sehingga menjadi orang kepercayaan Dumbledore, sekaligus dia bisa menyusup kepada Voldemort. Mata-mata yang sungguh berharga, apalagi dengan fakta dia bermusuhan dengan Harry dan kawan2

Padahal dengan bermusuhan bukan berarti Snape bukan penyihir jahat...satu fakta yang luput dari perhatian yang lain.

Voldemort, yang menggembar gemborkan pemurnian darah sihir. Dia sendiri bukan pure-blood. Tetapi toh ada di Slytherin. Bagi saya Voldemort adalah korban dari masa lalu dan dendamnya kepada muggle. Ayahnya yang muggle dan selalu menyiksanya dan ibunya, membuat dia begitu membenci muggle. Pada akhirnya dia seperti kesetanan dan ingin berkuasa. Karena dia pikir, dengan berkuasa maka dia akan disegani, sekaligus membalas dendam kepada ayahnya.

Lucius Malfoy mungkin sosok yang jahat dan gila akan pemurnian darah. yang toh muggle juga banyak melakukan. Tentu kita tahu banyak kejadian di dunia muggle tentang pembersihan etnis karena merasa ras nya lebih supeior dibanding rasnya sendiri...

Ah...banyak hal yang ingin kukatakan...sekarang ini tentu aku tidak memandang sebelah mata keapda Slytherin, karena kuyakin ada calon penyihir baik di sana, jika kita mau berkawan dan bersahabat dengan mereka tanpa meninggalkan kewaspadaan. Bukankah itu yang diminta oleh topi seleksi?

Kalau memang Slytherin hanya tempat cikal bakal penyihir jahat...buat apa tetap ada di Hogwarts? Pasti ada alasan untuk itu, kan?

Aku mungkin masih baru sebagai penyihir...tetapi aku tidak ingin menjadi penyihir picik yang salah menilai ^^;;

Thursday, April 07, 2005

Circe

Cantik dan mematikan, menarik dan kejam, Circe adalah salah satu dari penyihir-penyihir hebat dari mitologi Yunani. Dibantu tongkat sihirnya, ramuan-ramuan, jamu-jamuan, dan mantra-mantra, dia bisa merubah manusia menjadi hewan, menyebabkan huhtan-hutan bergerak, dan merubah siang menjadi malam. Para penulis kuno Homer, Hesiod, Ovid, dan Plutarch semua mencatat perbuatannya, menjamin keberadaannya sebagai legenda-dan sebagai chocolate frogs trading card.

Putri dari Dewa matahari Helios dan peri laut Perse, Circe tinggal di pulau Aeaea di pesisir Italia, di mana dia menghabiskan hari-harinya menenun dengan alat tenunnya dan menyanyi dengan suara yang paling mempesonakan. Dia dulu sering dikunjungi oleh wisatawan yang menghampiri pulaunya, atau orang-orang yang memang mengetahui kekuatan sihirnya dan datang untuk meminta bantuannya. Tapi Aeaea ternyata jauh lebih berbahaya daripada pulau-pulau yang khas dengan tempat santainya. Dewa laut Glaucus menemukan ini ketika dia datang pada Circe dan meminta ramuan cinta untuk membantunya memenangkan hati pujaan hatinya, seorang peri laut bernama Scylla. Circe jatuh cinta dengan Glaucus dan memintanya untuk tinggal bersamanya. Saat Glaucus menolaknya, Circe melemparkan ramuan beracun ke dalam air dimana saingannya sedang mandi, merubah Scylla menjadi monster mengerikan dengan kepala anjing dan ular yang menonjol dari tubuhnya. Ada lagi manusia yang begitu bodoh menolak Circe dan menghabiskan sisa hidupnya sebagai penebang kayu.

Pengunjung pulau Circe yang paling terkenal adalah Pahlawan Yunani Odysseus dan krunya, yang mendarat di Aeaea dalam perjalanan pulang mereka dari perang Trojan. Melihat gumpalan asap dari kejauhan, Odysseus mengirim setengah dari anak buahnya untuk menyelidiki. Mereka kemudian sampai di rumah si pemikat, sebuah istana marmer ditengah hutan dikelilingi oleh hewan-hewan jinak seperti beruang, singa, dan serigala yang dulunya adalah manusia hingga mereka bertemu Circe. Selalu menyambut tamu-tamunya, Circec muncul di depan pintu dan mengundang mereka untuk makan siang. Tapi gandum dan keju yang disajikan sudah mengandung ramuan yang kuat yang merubah ingatan mereka dan menghilangkan keinginan mereka untuk kembali pulang. Saat mereka dalam keadaan pingsan, Circe mengetukkan tongkat sihirnya dan merubah mereka satu per satu menjadi seekor babi dan menggiring mereka ke kandang babi.

Circe merencanakan nasib yang sama pada Odysseus, tapi saat Odysseus dalam perjalanannya mencari anak buahnya dia bertemu dengan dewa Hermes yang memberinya ramuan bernama moly yang berguna untuk menetralkan mantra dan ramuan Circe. Kekuatan sihir Circe menjadi tak berguna terhadap Odysseus, lalu dia memutuskan untuk berdamai saja dengan Odysseus dan menormalkan kembali anak buahnya menjadi manusia kembali. Mulai saat itu ia menjadi penasehat Odysseus, meramalkan bahaya di masa depan dan menjelaskan bagaimana berkomunikasi dengan para hantu yang akan ditemuinya dalam perjalanannya ke Dunia Bawah.

Mitos tentang Circe, bersamaan dedngan cerita-cerita tentang penyihir wanita bernama Medea (Keponakan Circe) dan Dewi Yunani dan penyihir Hecate, menjadikan dasar cerita tentang kepercayaan akan penyihir dan sihir. Selama beberapa abad, hal itu menjadi sangat umum bagi mereka yang mendengar mitos itu untuk mempercayai bahwa Circe memang pernah ada dan perbuatan sihirnya memang pernah terjadi.

Saduran bebas dari The Sorcerer’s Companion by Allan Zola Kronzek & Elizabeth Kronzek

Charm

Ketika kita menggunakan kata "charm" dalam percakapan sehari-hari (buat bhs Inggris), kita biasanya bermaksud untuk mengungkapkan sesuatu atau seseorang yg mempesona. Tapi istilah "charm" yg berasal dari bhs Latin yg berarti 'lagu' atau 'tutur ritual' (carmen), memiliki banyak arti, yg kebanyakan tidak berhubungan dengan penampilan seseorang atau kemampuan sosial. Di dunia persihiran, sebuah charm biasanya berarti kalimat yg diucapkan atau dituliskan untuk mencapai efek magical. Maka, Harry mengucapkan summoning charm (Accio Firebolt!) saat ia ingin memanggil broomstick-nya, sementara Hermione menggunakan levitation charm (Wingardium Leviosa!) untuk menerbangkan bulu.

Para murid charm class-nya Prof.Flitwick cepat belajar bahwa ada beberapa charm untuk setiap kesempatan. Jika kamu tau kata2 yg tepat, kamu bisa men-charm jalanmu menuju kemahsyuran dan kekayaan, mengalahkan musuh, atau memikat orang. Satu jenis charm dari Inggris kuno bahkan dapat memberikan perlindungan dari para kurcaci jahat. Tapi charm biasanya dikaitkan dengan wise women (dukun) dari abad pertengahan, yg menggunakan charm untuk pekerjaan mulia seperti menyembuhkan orang sakit, melindungi hewan ternak dan ladang dari penyakit, dan melindungi masyarakat desa dari curse.

Walaupun beberapa charm melibatkan kombinasi kata2 dengan gerakan (seperti melambaikan tongkat sihir) kebanyakan tidak membutuhkan peralatan untuk bisa berfungsi. Charm bahkan bisa berfungsi dengan hanya menuliskannya. Charm2 pertama yg ditemukan bahkan hanya berupa perkamen, bertulisakan magic word seperti abracadabra, dan kemudian dipakai sebagai amulet.

Charm dengan kata2 yg simpel mulai dikenal di Eropa sekitar abad ke-12, saat gereja Katolik mulai menempatkan perhatian besar pada doa yg dilafalkan dan pemberkatan paus. Selama abad pertengahan, sudah biasa bagi para witch, wizard dan bahkan gereja lokal mengadaptasi doa2 Kristiani untuk tujuan magical. The Lord's Prayer ditulis ulang berkali-kali dan dipergunakan sebagai charm untuk mengusir penyakit, wabah dan kesialan (kalo kata Pak Kiyai sih baca ayat kursi atau al-fatihah 100 kali buat ngusir jin jail). Sebuah memoir dari Perancis abad ke-13 menggambarkan bahwa seorang pendeta paroki menggunakan doa ini: "to deliver Arnald of Villanova from the warts on his hands!" Terjemahan bebas: "untuk membebaskan Arnald of Villanova dari kutil di tangannya!". Charm2 lain menyampurkan magic words dengan nama para santa dan digunakan untuk menyembuhkan beberapa kejadian seperti digigit ular dan terbakar.

Beberapa witch dan wizard yg kurang terlatih (dan hampir semua orang non-magical atau muggle) juga menggunakan kata "charm" untuk menggambarkan benda2 kecil yg bisa dibawa-bawa yg memiliki kemampuan magical. Kaki kelinci, daun clover 4 helai dan sepatu kuda dari besi semuanya disebut "lucky charm", tapi penyihir sejati bakal mencemooh hal2 seperti ini. Magical artifacts macam kaya gini dapat dikategorikan lebih tepat sebagai amulet (objek yg memiliki kemampuan magical) atau talisman (objek yg dapat menimbulkan kemampuan magical bagi orang yg memakainya). Benda2 yg disebut "charm" seperti 'charm bracelets' modern adalah murni simbol ornamental seperti lambang cinta dan persahabatan, tanpa ada magical power-nya sama sekali.

Seperti halnya Hermione yg dengan senang hati menginformasikan, tempat untuk mencari charm2 yg otentik adalah dari buku! Jadi jika kamu mencari jenis charm yg bisa membuat temen kamu yg lagi sedih gembira kembali, atau mencari charm pembersih kotoran yg menjijikkan, cek aja perpus Hogwarts dan cari buku 'Olde and Forgotten Bewitchments and Charmes'. Tapi pastikan kamu memilih charm yg tepat dan tau bagaimana melafalkan setiap kata2nya. Kalo nggak, kamu bisa seperti sodaranya Prof. Dumbledore, Aberforth, yg nggak mampu ngapa-ngapain sampe dipermalukan secara publik karena melakukan charm yg salah pada seekor kambing!

Saduran bebas dari The Sorcerer’s Companion by Allan Zola Kronzek & Elizabeth Kronzek

Centaur

Tidak seperti filosofis Centaur yangmenjelajahi Forbidden Forest, Centaur yang asli darimitologi Yunani lebih kasar. Tinggal dalam kawanan diGunung-gunung di Yunani utara, mereka mengejar gayahidup yang liar dan bebas. Setengah manusia dansetengah kuda, para Centaur memang indah untukdilihat, tetapi mereka selalu siap untuk minum,berperang, dan menggoda wanita biasa. Dahulu pernahpara Centaur diundang untuk menghadiri pestaperkawinan tetangga mereka, Raja Pirithous dariLaipithae, para Centaur yang mabuk menyerang tamu-tamuwanita, berusaha melarikan pengantin wanitanya, danmemulai perang berdarah dengan tuan rumah danpendukungnya- yang kemudian kalah, pada musuh yangtinggal disekitarnya.

Seperti dalam keluarga besar lainnya, adabeberapa Centaur yang memberontak melawan kehidupanliar keluarganya, lebih memilih kehidupan yang baikdan perenungan yang terpelajar. Yang paling terkenaladalah Chiron, yang hidup untuk mengajar dan mendidikanak-anak muda yang ditakdirkan untuk kebesaran,seperti Hercules, Achilles (Pahlawan dari perangTrojan), Jason (Kapten Argo), dan Asclepius, dewa kesembuhan. Terkenal akan kebijakannya dan rasakeadilan, Chiron mempunyai kelebihan dalamobat-obatan, berburu, herbology, dan navigasi angkasa.Dia juga mempelajari astrology dan divination.Berdasarkan kemampuan dari Ronan, Bane, dan Firenzemembaca masa depan di langit, sepertinya para Centaurpunya sifat yang menurun dari keluarga Chiron.

Mitos-mitos mengatakan bahwa Chiron mungkin telahpergi untuk mengajari pahlawan-pahlawan muda, karenadia dilahirkan untuk hidup abadi. Tetapi dia memilihuntuk meninggalkan keabadiannya setelah dia secara taksengaja terluka oleh panah beracun milik kawannyaHercules. Saat lukanya semakin tak tertahankan, diamemohon pada Zeus untuk memperbolehkannya mati. Zeusmengabulkan keinginannya tapi meskipun membuatnyatidak abadi tidak membuat dirinya diletakkan di langitsebagai konstelasi Centaurus.

Saduran bebas dari The Sorcerer’s Companion by Allan Zola Kronzek & Elizabeth Kronzek

Cauldron

Pada pandangan pertama (kaya jatoh cintrong aja) sebuah cauldron keliatan kaya kuali yg super besar. Tapi pada tangan yg tepat (euh, bisa juga dibilang tangan yg salah) benda ini bisa menjadi magical artifact yg memiliki kekuatan luar biasa. Dengan sebuah cauldron, seorang witch atau wizard yg berpengalaman bisa meramu potion, meramal masa depan, menyediakan makanan dengan jumlah tak terhingga pada jumlah tamu yg tak terhingga juga, memberikan kemudaan dan kekuatan pada seseorang, atau menganugrahkan pengetahuan dan kebijakan.

Cauldron2 pertama yg dibuat berbentuk macam2 dan ukurannya juga macam2. Bisa terbuat dari perunggu, tembaga, pewter (campuran timah putih dan hitam kaya punya si Harry), batu, dan terakhir dari besi. Pada jaman medieval (abad pertengahan) cauldron dimiliki oleh setiap rumah. Benda ini digunakan untuk memasak, meramu obat2an, mencuci dan mewarnai pakaian, membuat sabun dan lilin, dan buat bawa2 air atau api (bara kali ye maksudnya?). Satu keluarga besar mungkin hanya memiliki satu cauldron untuk segala jenis urusan ini. Eeeeuuurrrggghhh!!! Bayangin aje bekas nyuci baju yg bau apek dipake buat ngerebus sop kambing??!! Jorok skali manusia2 ini!

Di beberapa kultur, cauldron dipakai untuk keperluan keagamaan. Bangsa Celtic kuno selalu mempersembahkan perhiasan emas dan perak kepada dewa mereka yg diletakkan di dalam cauldron yg kemudian ditenggelamkan ke dalam air (wuih! mari kita berburu harta karuuuun!). Sebuah cauldron ditemukan di dasar danau di Perancis dan akhirnya dijarah sama bangsa Romawi (tuh kaaan?). Gundestop cauldron yg terkenal, yg ditemukan di sebuah rawa di Denmark pada th 1891, dibuat dari perak murni dan bergambar dewa2, tanaman dan binatang2 manakjubkan. Cauldron ini berasal dari tahun pertama SM dan mungkin aja digunakan untuk pengorbanan manusia (hiiiiiiiiiii!!).

Fungsi cauldron yg paling ngetob tidak lain dan tidak bukan adalah sebagai alat pembantu bagi para witch. Ini dimulai sejak jaman kuda gegel buntutnya sendiri. Mitologi Yunani menyebutkan witch yg bernama Medea berjanji pada suaminya bahwa ia akan memperpanjang hidup bapak mertuanya yg sudah tuir dan lemah. Dia mencampur ramuan sihir dengan bagian tubuh hewan yg termasuk "hewan berkehidupan gigih" (kaya kura2) ke dalam cauldron, dan membuat luka di leher bapak mertuanya itu lalu menuangkan ramuannya ke lukanya (iiiih! punya mantu sadis amat seeeh??). Potionnya si Medea ini akhirnya berhasil mengembalikan kemudaan mertuanya (untung aja, kalo malah KO gimana coba?). Cocok nih si Medea sama si Snape.

Mungkin cauldron yg paling ngetob sepanjang masa adalah yg dimiliki oleh trio witches yg mengutuk Macbeth (itu lho, karakter cerita Shakespeare). Macbeth meminta mereka meramalkan masa depannya, lalu para witches itu membuat ramuan yg menjijikkan, menambahkan sisik naga kedalamnya, nambahin lagi gigi serigala, kaki biawak, dan favorit kita nih, mata kadal dan jari kaki kodok (eeeuurrrggghhh!!! Pelajaran Snape berulang di otak gue!). Dengan ramuan ini dan mantra "double, double, toil and trouble, fire burn and cauldron bubble", para witches itu memanggil tiga arwah yg meyuguhkan ramalan yg akurat dan menyesatkan (duh, kacian bener si Macbeth).

Cauldron juga menonjol di mitologi Irlandia, Welsh dan Celtic yg diyakini dapat mengontrol kehidupan. Mulut sebuah cauldron dianggap jalan menuju underworld, tempat dimana kehidupan baru dimulai dan temapt dimana kematian berasal. Cauldron milik Pwyll (ini bacanya gimana sih huruf mati semua!!), penguasa underworld dari Welsh, disebutkan dapat memberikan kehidupan immortal. Beberapa legenda menyatakan bahwa raja Arthur dan para ksatrianya pernah mencoba mencuri cauldron ini. Legenda juga mengatakan pahlawan Irlandia, Bran, memiliki cauldron dengan kekuatan yg dapat membangkitkan apa saja yg sudah mati, yg dia hadiahkan kepada raja Irlandia. Raja yg curang ini kemudian menggunakan cauldron ini untuk membuat bala tantara yg tak bisa mati (maksudnya, kalo udah mati ya dicemplungin lagi ke dalem cauldron itu biar nongol lagi). Para tentara itu dibikin bisu sehingga gak bisa mengungkapkan rahasia kehidupan setelah kematian. Catatan perang mengemukakan bahwa banyak potongan tubuh tentara yg udah mati dicemplungin ke dalam cauldron itu, kemudian.....syyuuuuutt! muncul lagi deh satu tentara seger buger! Raja Irlandia itu bisa dikalahkan karena sodara laki2nya Bran mengorbankan dirinya, nyelem ke dalem cauldron itu dan akhirnya mati. Cauldron itu kan nggak bisa dimasukin sama orang yg masih idup.

Sebuah pasukan nggak mungkin bisa dikalahin kalo punya cauldron ini. Bayangin, udah mati, tinggal selulupin aja lagi ke dalem cauldronnya, idup lagi deh! Udah cukup susah buat para wizard ngelawan mahluk jahat yg masih napas. Gimana bahayanya kalo musuh yg udah kita bunuh tiba2 muncul lagi? Hiiii......the land of the living dead!

Saduran bebas dari The Sorcerer’s Companion by Allan Zola Kronzek & Elizabeth Kronzek

Cats

Orang2 melihat Mrs. Norris sebagai kucing tua abu2, tapi tidak ada murid Hogwarts yang merasa nyaman kalo ketemu kucing Argus Filch ini. Mrs. Norris selalu cari tau kelakuan buruk para murid, dan kelihatannya memiliki kemampuan yang tidak wajar (magical?) untuk menginformasikan temuannya kepada tuannya hanya dengan cara mengeong.

Kucing telah lama berhubungan dengan dunia magic dan supranatural. Pada abad ke 16 kucing dikenal sebagai teman para penyihir dan seperti Mrs. Norris, dicurigai memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan pemiliknya. Di sebagian daerah Scotland, kepercayaan ini sangat kuat sehingga banyak orang yang enggan membicarakan urusan keluarga yang penting bila ada seekor kucing di dekat mereka, takut kalau pembicaraan mereka akan dijadikan aset untuk melawan mereka oleh seorang penyihir.

Menurut beberapa teori, kucing bukan hanya mata2 para penyihir, mereka adalah para penyihir yang menyamar (ini bener2 berlaku buat McGonagall). Nicholas Remy, seorang hakim abad ke 16 yang sering memimpin persidangan para penyihir, menyatakan bahwa hampir semua penyihir yang pernah dia temukan bisa mengubah diri mereka menjadi kucing bila ingin memasuki rumah orang. Tapi tidak seperti McGonagall, yang bisa berubah menjadi kucing sesering yang dia mau, penyihir dalam sejarah dikatakan hanya bisa berubah menjadi kucing 9 kali, sesuai dengan reputasi kucing yang katanya memiliki 9 nyawa.

Peran kucing dalam kehidupan penyihir lebih banyak berupa `familiar' (ntar dijelasin apa ini familiar di bahasan WITCH). Lebih menyerupai pelayan daripada piaraan, seekor familiar dikenal sebagai `demon' yang agak jinak, diutus oleh sang Devil untuk menjalankan tugas2 kejahatan secara magical, dari membuat susu jadi asem (ini sih yoghurt, gue doyan!) sampe memusnahkan ternak untuk memberikan penyakit bahkan kematian bagi para musuhnya. Pada sebuah persidangan di abad ke 16, seorang witch mengaku bahwa kucingnya yang bernama Sathan (busyet!) berbicara kepadanya dengan suara yang aneh dan bergema, mencarikan suami yang kaya, membuat sang suami jadi lumpuh dan membunuh bayinya yang baru berumur 6 bulan atas perintah si witch ini. Di Inggris Barat, beberapa saksi mata menyatakan mereka pernah melihat seorang wanita yang dikenal dengan "the Wicked Black Witch of Fraddam" melayang di udara mengendarai seekor kucing hitam saat dia ingin mencari racun dan magical herbs. Cerita2 penyihir seperti ini menyebar luas, makanya nggak heran orang2 takut sama kucing seperti mereka takut pada penyihir sehingga memperlakukan kucing dengan buruk.

Sebelum kucing ditakuti, mereka dipuja. Orang2 Mesir kuno adalah orang2 pertama yang memelihara kucing, bahkan sering mereka jadikan objek keagamaan yang disembah. Bermula pada th 2000 SM, saat dewi Bastet yang digambarkan bertubuh manusia dan berkepala kucing disembah sebagai lambang kesuburan dan penyembuhan. Menurut ahli sejarah Yunani, Diodorus Sicilus (hehehe…..kaya nama2 di komik Asterix) kucing yg ditempatkan di kuil penyembahan dimanjakan dengan makanan berupa roti, susu dan ikan dari sungai Nil, bahkan pengurus mereka memiliki status yang terhormat di masyarakat. Secara bertahap semua kucing dikenal tidak hanya sebagai simbol Batset tapi juga sebagai dewa. Membunuh kucing, bahkan kalo nggak sengaja, bisa dihukum mati! Dan bila seekor kucing milik sebuah keluarga mati secara natural, semua anggota keluarga mencukur alis mata mereka menandakan kesedihan. Amulet berbentuk kucing banyak dibuat dan dijual. Dan pemujaan terhadap seekor kucing tidak akan terhenti bahkan bila kucing itu mati. Sangat penting untuk menguburkan seekor kucing secara terhormat, yang pada saat itu biasanya di-mummy (pe-mummy-an dianggap dapat menghidupkan kembali yang sudah mati). Pada musin panas tahun 1888, seorang petani Mesir manggali tanahnya sendiri dan menemukan sebuah kelompok mummy kucing berumur lebih dari 2000 taun bo! Dan jumlahnya? 300.000 ekor saja!! Ini merupakan salah satu dari banyak kuburan kucing di Mesir.

Mengapa kucing dicintai sekaligus dibenci? Tahayul mengenai kucing dapat dilacak sampe ketemu beberapa fakta. Seperti kucingnya Hermione si Crookshanks, kebanyakan kucing nggak suka sama tikus. Beberapa orang mengatakan bahwa pemujaan kucing di Mesir berasal dari fakta bahwa kucing melindungi lumbung padi dan tempat penyimpanan makanan lainnya dari serangan tikus. Dan setelah memperhatikan kucing yang suka membunuh ular berbisa, orang2 Mesir beranggapan bahwa kucing adalah musuh utama ular, sedangkan ular itu simbol dari kejahatan (evil). Ketajaman pandangan mata kucing pada malam hari dan cara mata kucing memantulkan cahaya membentuk kepercayaan bahwa mereka adalah peramal. Bila mereka bisa melihat di kegelapan, mengapa mereka tidak bisa melihat masa depan? Listrik static di bulu kucing (yang berubah kualitasnya tergantung bulunya basah atau kering) diterjemahkan sebagai kemampuan untuk meramal cuaca. Dan kecenderungan dari banyak kucing yang kelihatan terasing dan tidak pedulian terhadap manusia, menyebabkan beberapa orang mengira mereka sebagai "mahluk dari dunia lain" yang memiliki kehidupan misterius, atau sebagai mahluk yang memliki maksud licik yang menunggu waktu yang tepat untuk menerkam seorang bayi yang sedang tidur atau melaporkan percakapan orang lain. Nah, kalo kamu suatu saat pengen menepuk kepala kucing yang jinak dan membisikkan suatu rahasia di kupingnya, kamu mendingan mempertimbangakan ngasih tau anjing aja deh!

Saduran bebas dari The Sorcerer’s Companion by Allan Zola Kronzek & Elizabeth Kronzek

Brooms a.k.a Sapu Terbang

Tak ada yg lebih mencintai sapu terbang seperti seorang witch. Kecintaan Harry terhadap Firebolt-nya memasukkan wizard dalam kategori pencinta broomstick juga. Menurut sejarah, hampir semua orang yg terlihat terbang menggunakan sapu adalah wanita (witch). Saat para wizard dan warlock menyatakan mereka juga bisa terbang, kebanyakan terlihat terbang menggunakan garpu jerami!

Walaupun ilustrasi populer seperti sekarang selalu menggambarkan para witch terbang menggunakan broomstick, kenyataannya tidak selalu seperti itu. Diantara tahun 1450 sampai 1600, saat kepercayaan terhadap praktek sihir menyebar di Eropa, para witch dilaporkan terbang menggunakan kambing, sapi, domba, anjing, dan serigala serta menggunakan batang kayu, sekop dan tongkat sihir mereka! Broomstick akhirnya dijadikan alat transportasi pilihan, menurut para cendikiawan, karena peranan wanita sebagai ibu rumah tangga (iiiih, enak aja! Emang kerjaan ibu2 nyapu doang? Itu sih urusan pembantu!).

Menurut adat yg diciptakan oleh para pemburu penyihir, para witch biasanya meninggalkan rumah mereka melalui cerobong asap (inget floo powder?). Setelah mengudara, terbang dikatakan mudah, kecuali dalam dua hal. Pertama, seorang witch yg belum berpengalaman mungkin akan kesulitan berada diatas sapunya, yg biasanya terbang dengan cepat tapi tidak stabil (tapi sekarang karena sudah ada Magical Inventions Research yg salah satu anggotanya Lacsar, maka dibuat sapu terbang yg lebih aerodinamis dan stabil, last invention "the firebolt"). Kedua, seorang witch dapat terjatuh dari sapunya bila mendengar suara lonceng gereja (ini kepercayaan dulu, sekarang telah diketahui hanya dark witch dan wizard saja yg bisa jungkir balik dari sapunya gara2 lonceng gereja).

Apakah para witch dapat terbang dijadikan perdebatan sengit oleh para cendikiawan dan pemuka agama, terutama di jaman tahun2 terjadinya pembantaian penyihir. Menurut Malleus Maleficarum (1486), panduan yg digunakan untuk mencari dan menghukum para penyihir, kemampuan terbang para penyihir adalah fakta yg tak dapat dipungkiri. Salah satu sebabnya, banyak wanita kala itu mengaku bisa terbang, bahkan beberapa menyombongkannya. Lalu, pada salah satu paragraf dalam "Book of Matthew" (kalo ini gue gak tau, karena cuma ngutip, tolong yg agamanya Kristen dibetulkan kalo ada yg salah), digambarkan Satan dapat menerbangkan Jesus. Maka, karena sang `devil' dapat menerbangkan Jesus, ada kemungkinan dia juga bisa menerbangkan manuisa yg mengabdi padanya. Beberapa cendikiawan tidak setuju dengan pernyataan ini karena menurut mereka tak ada manusia yg secara fisik dapat terbang (pada belon nonton pertunjukan David Copperfield siiih, atau nonton Superman!). Maka dari itu argumen mereka adalah para wanita yg mengaku dapat terbang hanya berhalusinasi.

Ada kelompok pemikir yg juga menyatakan bahwa kemampuan seorang penyihir untuk terbang dikarenakan ia membaluri tubuh dan sapunya dengan "flying ointment" yg terbuat dari tumbuhan (termasuk henbane, mandrake, monkshood dan nightshade) yg tumbuh di halaman rumahnya. Para ahli obat2an yg bereksperimen dengan flying ointment ini pada abad ke-16 menemukan bahwa ramuan ini mengandung bahan kimia yg kuat, yg dapat menyerap pada tubuh melalui kulit dan menyebabkan tidur lelap serta halusinasi, termasuk sansasi terbang (nah, cimeng kali nih!). Saat mereka menjelaskan temuan mereka ini, para witch yg mengaku dapat terbang mungkin saja malah tidur/pingsan di dapur dan bangun dengan ingatan jelas bahwa mereka pernah terbang, yg tentu saja hanya terjadi dalam mimpi mereka! Tapi, bagaimana penjelasan dari orang2 yg mengaku pernah melihat seorang witch terbang di angkasa dengan broomstick? Hehehe….only we know, guys! Do not tell the muggles!

Saduran bebas dari The Sorcerer’s Companion by Allan Zola Kronzek & Elizabeth Kronzek

Boggart

Boggart terkenal di cerita rakyat Inggris Utara sebagai spirit (roh) yg dapat berubah bentuk berupa manusia, binatang, tengkorak, bahkan setan walaupun biasanya invisible. Kebanyakan boggart seperti yg dikurung di lemari Prof. Lupin senang menakut-nakuti orang. Beberapa hanya 'nakal' saja, menyerupai poltergeist yg demen bikin kacau keadaan. Menurut tradisi, kita tahu mahluk ini berada di sekitar kita kalau misalnya ada pintu yg terbanting tanpa sebab, lilin tiba2 mati, barang2 menghilang, dan ada suara2 misterius di sekeliling rumah. Boggart lain yg lebih beringas menghantui jalanan yg gelap dan menakuti pejalan kaki yg lagi sendirian, kadang membuat kecelakaan hingga kematian.

Boggart adalah saudara (beberapa orang bilang evil twin-nya) 'brownie' (kaya kue ya?). Brownie muncul di cerita rakyat Inggris sebagai pembantu rumah tangga (tapi bukan dari maid agency) yg bertanggung jawab atas rumah yg mereka tinggali dan memberikan keberuntungan bagi si pemilik rumah. Mereka membersihkan kotoran, menyelesaikan tugas rumah tangga yg terbengkalai, membuat roti, memanen ladang, menggembala kambing, dan membetulkan barang2 rusak. Iiiih, mau dong punya brownie selain house elf! Untuk membayar pekerjaan mereka, pemilik rumah biasanya memberikan semangkuk krim atau susu dan sepotong kue tiap sore (kalo disini orang yg miara tuyul nyediain menyan kali ye? sama kopi). Kalo dikasih lebih dari itu dianggap menghina (aduuuuh, bodo bener mahluk ini!) dan brownie itu mahluk yg gampang tersinggung. Bila brownie-nya tersinggung, bisa digantiin sama boggart. Jadi, hati2 ya kalo punya brownie jangan dikasih duit! ntar 'sodara'nya dateng.

Boggart yg menghantui rumah atau gedung biasanya digambarkan sebagai mahluk yg hitam, berbulu dan jelek banget dengan tangan dan kaki yg guede. Makin serem lagi, mereka berpakaian compang-camping kaya gembel. Akhir abad lalu, bila sebuah rumah dihuni oleh boggart maka si pemilik akan berusaha untuk mengusirnya. Tapi boggart itu keras kepala, dan kadang2 malah keluarga yg punya rumah yg harus pindah kota buat menghindari boggart. Bahkan cara itu kadang nggak berhasil juga! Ada satu cerita yg menyebutkan seorang petani yg udah sebel banget sama kelakuan boggart yg ngendon di rumahnya sehingga ia memutuskan untuk pindah bersama keluarganya. Baru aja mereka ngelewatin pager, ada tetangga yg nanya: lho, pak, mo kemana rombongan gini? mo pindah? Belon juga si petani itu ngejawab, tiba2 dari dalem kopernya ada suara yg nyaut dengan centilnya: "Yes! We're leaving!" Yeeeeeeee..........!!! Akhirnya si petani dan keluarganya dengan pasrah balik lagi ke rumah karena udah tau nggak ada cara buat membebaskan diri dari sang boggart. Iiiiiih! Bete gak seeeeeeh???

Saduran bebas dari The Sorcerer’s Companion by Allan Zola Kronzek & Elizabeth Kronzek

Basilisk

Haha! Basilisk adalah monster favorit kita, anak2. Tergantung dari siapa yg bercerita, basilisk adalah seekor ular berbisa, biawak yg berbahaya, naga raksasa, atau sesuatu yg bisa terbang berkepala dan berkaki ayam jantan serta berbadan ular. Seperti ular hijau raksasa yg dilawan Harry di Chamber of Secrets, basilisk selalu menakutkan dan mematikan, memiliki kemampuan membunuh hanya dengan pandangan mata.

Kita pertama mendengar tentang reptil ini dari Pliny the Elder, penulis cerita Latin dari abad pertama yg bukunya Natural History merefleksikan kepercayaan orang2 Romawi kuno tentang dunia natural. Menurut Pliny, basilisk adalah ular kecil tapi mematikan, tidak lebih dari 12 inci panjangnya dan habitatnya di Afrika Utara (hmmmm....kalo di Afrika Selatan ada green mamba dan black mamba yg ngejar2 Roald Dahl). Dikenal sebagai 'King of Serpents' karena di kepalanya terdapat tanda seperti mahkota (basiliskos berarti raja kecil dalam bahasa Yunani), seekor basilisk mengejar buruannya dengan cara berdiri tegak, bukan meliukkan badannya seperti ular. Basilisk tinggal di gurun pasir, bukan karena mereka memilih tinggal disana, tapi karena tanah apapun yg mereka tempati bakal berubah menjadi gurun pasir karena semburan napasnya yg panas. Racunnya sangat mematikan, bila seorang penunggang kuda berusaha menusuknya dengan tombak, racun dari tubuh basilisk itu akan segera naik melalui tombak, membunuh sang pengendara kuda dan kudanya sekalian.

Basilisk tidak tahan dengan bau musang atau kokokan ayam jantan. Untuk membunuh basilisk menggunakan musang, pertama basilisk tersebut harus dipancing dulu ke arah lubang musang dan menutup jalan keluar dan masuknya sehingga basilisk itu akan mati sesak napas karena bau musang. Membunuh basilisk dengan ayam jantan lebih mudah, karena menurut penulis Romawi Claudius Aelian, suara seekor ayam jantan dapat mengakibatkan kematian seekor basilisk (maka dari itu Tom Riddle membunuh ayam2 jantan di Hogwarts). Tapi mungkin cara terbaik untuk membunuhnya adalah dengan memegang cermin di depan basilisk sehingga ia melihat bayangannya sendiri! Kaya Moaning Myrtle yg malang..... (Kalo Moaning Tya Weasley gimana yah? Hehe)

Saduran bebas dari The Sorcerer’s Companion by Allan Zola Kronzek & Elizabeth Kronzek

Wednesday, April 06, 2005

Wand

“Rictusempra!”

Inilah spell (mantra) yang dikeluarkan Harry Potter di klub duel dengan musuhnya Draco Malfoy, dengan menggunakan tongkat sihirnya. Begitu ampuh sihir yang dikeluarkan melalui tongkat ini hingga Draco terdorong, berputar-putar di udara, sebelum jatuh terduduk. Adegan ini terdapat pada film Harry Potter and the Chamber of Secrets, film Harry Potter kedua yang cukup banyak menampilkan aksi sihir murid Hogwarts dengan menggunakan tongkat sihir.

Meski tidak ada lagi yang menggunakan tongkat sihir selain untuk kelengkapan kostum pesulap dan pesta kostum Halloween, tongkat sihir tetap menjadi barang yang dicari oleh para penggemar Harry Potter. Di milis Indo-Harry Potter (milis penggemar Harry Potter terbesar di Indonesia) pesanan tongkat sihir dibuka karena ternyata banyak member milis yang tertarik untuk memiliki tongkat sihir ala Harry Potter. Tulisan ini sengaja diturunkan untuk mengenal lebih jauh tentang tongkat sihir yang biasa digunakan para penyihir dalam buku Harry Potter.


Harry Potter dan Tongkat Sihir

Siapa sih di antara penyihir Hogwarts yang tidak memiliki tongkat sihir? Tongkat sihir – dengan bentuknya yang sederhana, indah dan mudah dibawa- sudah dikenal di seluruh dunia sebagai alat untuk membuat segala hal mungkin terjadi. Tinggal ayunkan tongkat dan abrakadabra!- dalam sekejap kamarmu yang berantakan jadi rapi, piring makan yang kotor sudah bersih dicuci , dan kalau kamu mau malah bisa ada semangkuk penuh es krim yang datangnya entah darimana. Tapi dari pengalaman Harry Potter, menggunakan tongkat sihir tidak semudah yang kita bayangkan. Kita memerlukan keahlian dalam membaca mantra, dan pakai ilmu transfigurasi saat memakai tongkat sihir, ditambah keahlian memilih jenis kayu sesuai dengan karakter sihir. Mau pakai kayu apa: Mahoni, Oak, Holly atau Hazel? Memakai rambut Unicorn , atau bulu Phoenix ? Tidak bisa sembarangan lho dalam memilih tongkat sihir. Tiap tongkat memiliki kekuatan yang berbeda tergantung dari jenis kayunya, dan hanya dapat bekerja dengan baik bila sesuai dengan karakter pemiliknya. Seperti kata Ollivander, si pedagang tongkat sihir di buku Harry Potter, “Let the wand choose its wizard.”


Sejarah Tongkat Sihir

Tongkat sihir sudah dikenal sejak jaman dahulu, dari jaman lukisan goa pra-sejarah dan seni bangsa Mesir kuno. Para penyihir dari zaman sebelum Masehi di Eropa menggunakan tongkat setiap mengadakan ritual. Tongkat sihir dahulu hanya dibuat pada saat matahari baru terbit atau saat matahari akan tenggelam -tergantung saat yang tepat untuk menyerap kekuatan dari matahari- menggunakan pisau yang dianggap suci. Tongkat sihir kemudian dipakai bukan hanya sebagai penghantar kekuatan supranatural saja tapi juga sebagai alat upacara keagamaan dan simbol kekuatan.
Di dalam dongeng, tongkat sihir pertama kali muncul dalam cerita Odysseus yang ditulis oleh penyair Yunani bernama Homer tahun 800-900 SM. Penyihir cantik bernama Circe menggunakan tongkatnya untuk mengubah pelaut kapal Odyseus menjadi sekumpulan babi. Mengubah satu benda menjadi hal lain adalah hal yang biasa dilakukan oleh tongkat sihir. Salah satu tongkat yang terkenal adalah tongkat sihir berujung bintang yang digunakan Ibu Peri Cinderella untuk mengubah tikus-tikus rumah menjadi sekawanan kuda, juga menyihir buah labu menjadi kereta kencana. Dongeng lain menceritakan tentang Merlin yang mampu memindahkan batu-batu besar (Stonehenge) di Irlandia. Ada juga dongeng tentang dewa Yunani bernama Hermes yang menggunakan tongkatnya (Caduceus) untuk membuatnya tidak kasat mata.
Di jaman Eropa modern, banyak penyihir menganggap tongkat sihir sebagai alat yang penting untuk memantrai, dengan cara mengayunkan tongkat mereka agar terhindar dari pengaruh jahat. Menurut buku The Key of Solomon, salah satu buku sihir terkenal di abad pertengahan, tongkat sihir yang ideal haruslah terbuat dari kayu Hazel dan harus dipotong dengan sekali ayun oleh sebuah kapak yang masih baru. Untuk menambah kekuatan sihirnya tongkat tersebut ada yang ditambahkan kristal, diukir kata-kata sihir atau nama-nama tertentu yang dianggap sakti. Bila tongkat sudah selesai diukir, para penyihir lantas mengundang roh-roh, yang baik atau yang jahat , tergantung kegunaan tongkat tersebut nantinya.
Pada awal abad kelima belas tongkat sihir kemudian digunakan oleh para seniman jalanan yang menampilkan atraksi “sihir” atau yang lebih dikenal dengan sulap. Ada dua fungsi utama tongkat sihir bagi seniman jalanan tersebut, yaitu sebagai pengalih perhatian penonton , dan yang kedua sebagai alat untuk meyakinkan penonton seolah-olah sihir itu datang dari tongkat. Zaman sekarang tongkat sihir merupakan barang bawaan wajib para pesulap. Beberapa pesulap memiliki tongkat tipuan yang bisa pecah, bengkok, berubah warna, menembakkan bunga api, dan terbelah dua dengan sempurna untuk memukau penontonnya.


Mengapa Tongkat Sihir?
Lalu, mengapa malah tongkat yang dijadikan simbol sihir, dan bukannya benda lain? Apa yang menjadi kelebihan sebuah tongkat kayu hingga menjadi simbol kekuatan bagi seorang penyihir? Menurut beberapa ahli, tongkat kayu menjadi simbol kekuatan karena tongkat kayu merupakan alat yang pertama kali digunakan manusia pra-sejarah untuk bertahan hidup - kekuatan untuk mempertahankan diri dari serangan binatang buas, menyerang musuh dan berburu. Tongkat kayu tidak lagi digunakan sebagai senjata, karena digantikan oleh tombak dan pedang besi. Karena tidak dipergunakan untuk kehidupan sehari-hari tongkat kayu mulai dipakai hanya sebagai bentuk simbolis kerajaan. Menurut beberapa sumber, di tangan seorang raja, tongkat berubah fungsi menjadi tongkat kerajaan yang dipakai sebagai simbol kekuatan suatu kerajaan. Namun di tangan seorang penyihir tongkat itu berubah menjadi tongkat sihir yang melambangkan kendali atas kekuatan alam dan kekuatan supranatural.


Saduran bebas dari The Sorcerer’s Companion by Allan Zola Kronzek & Elizabeth Kronzek ditulis oleh Melhotra Oscarus dari milis Indo-Harry Potter. Seperti yang dimuat di majalah Cinemags tahun 2004.

Crystal Ball

"Coba gue liat dulu ke bola kristal gue...."

Sekarang kalimat diatas biasanya terdengar sebagai jawaban sarkastis terhadap pertanyaan tentang masa depan yang tak diketahui. Tapi bagi mereka yang mempelajari art of divination, menatap ke dalam bola kristal adalah pekerjaan serius. Di Hogwarts, Professor Trelawney membimbing murid2 kelas tiga dengan metode yang benar untuk mengintip ke dalam lingkaran berkabut ini---meyakini mereka bahwa kesabaran dan kerileksan akan menghadiahi mereka sebuah penglihatan tentang sesuatu yang bakal terjadi. Harry, Ron, dan Hermione menanggapinya dengan skeptis, tapi murid2 yang percaya bahwa bola kristal mengandung kekuatan untuk mengungkapkan sesuatu tidaklah sendirian.

Meskipun bola kristal betulan belum digunakan hingga Zaman Pertengahan, 'crystalomancy'---seni menatap ke dalam kristal yang natural maupun yang telah dipoles dalam usaha melihat ke masa depan---adalah bagian dari tradisi lama. Itu adalah sebuah bentuk dari 'scrying'---metode divinasi yang melibatkan menatap ke sebuah permukaan licin atau memantul sampai citra2 mulai muncul, apakah di dalam objek itu sendiri atau di dalam benak si penatap. Semua kultur di dunia sepertinya memiliki seni 'scrying'. Di Mesopotamia Kuno, tukang ramal menuangkan minyak ke dalam mangkuk berisi air dan meramalkan bentuk yang terjadi di permukaannya. Dalam Bible, Yusuf membawa-bawa gelas bertangkai dari perak, yang dipergunakannya untuk minum dan meramal. Orang Mesir Kuno, Arab, dan Persia menatap ke dalam mangkuk berisi susu, sementara orang Yunani memelototi cermin mengilat dan kuningan yang dipoles, berharap dapat melihat citra yang memberikan penjelasan. Orang Romawi adalah para 'crystalomancer' pertama, karena mereka memilih melihat ke dalam kristal quartz atau beryl yang dipoles (meskipun bentuknya tak harus bundar).

Bahkan pada zaman itu, seorang yang skeptis seperti Hermione akan menjadi seorang peramal yang payah, karena kesungguhan, sikap positif, dan kepercayaan akan prosesnya adalah kunci keberhasilan. Seorang 'crystalomancer' yang ideal mestinya dalam keadaan pikiran dan fisik yang bersih, setiap kali membaca ramalannya harus setelah dia berdoa dan puasa selama beberapa hari. Sebuah ruangan spesial dengan suasana khidmat dan seremonial biasanya dipergunakan untuk membaca ramalan. Persiapan dan perhatian sampai ke detil2nya itu dimaksudkan agar si peramal dapat mencapai keadaan seperti kerasukan sementara menatap bola kristalnya, maka sepertinya lebih mungkin citra2 yang dilihatnya itu hanya berada dalam pikirannya saja. Orang2 kuno percaya bahwa apapun yang dilihat oleh para 'crystalomancer' datang dari benak mereka sendiri dan bukan berasal dari dalam bola kristal. Meski begitu, penglihatan2 ini dianggap ramalan yang sebetulnya, bukan hanya lamunan.

Dalam beberapa tradisi, anak2 dianggap sebagai peramal yang terbaik, karena mereka murni dalam spiritual dan imajinasi mereka lebih luas daripada orang dewasa. Teori ini diterima luas di Eropa Renaissance, dimana seorang anak mungkin dipekerjakan sebagai tukang ramal masa depan melalui ritual bola kristal mirip seperti yang dilakukan oleh orang2 kuno, melibatkan doa2, dupa, dan mantra. Selama periode ini, baik anak2 maupun orang dewasa mulai melihat ke dalam bola kristal untuk alasan yang lebih praktis, seperti mengungkap identitas seorang kriminal atau mencari barang2 hilang. Catatan dari tahun 1671, misalnya, mengatakan bahwa seorang pedagang yang berkali-kali kerampokan berkeliaran di tengah malam ditemani seorang anak perempuan dan seorang anak lelaki, menyuruh mereka menatap melalui sebuah kristal sampai mereka menemukan orang yang mirip dengan si pencuri. Apakah dia menemukan orang yang benar, kita takan pernah tahu.

Tak dapat diragukan bahwa bola kristal yang paling terkenal di zaman Renaissance adalah milik John Dee, seorang ahli matematika dan astronomer Inggris yang dihormati yang dipekerjakan untuk menghitung waktu astrologi yang tepat untuk penobatan Ratu Elizabeth I pada tahun 1558. Dee amat tertarik pada scrying sebagai jalan untuk masuk ke dunia malaikat dan spirit, yang dipercayanya memiliki pengentahuan yang takkan didapatkan orang dimanapun. Dia memiliki sebuah bola kristal yang digambarkannya sebagai “sebuah telur besar yang paling terang, paling jernih dan paling menakjubkan”. Sayangnya, tak peduli berapa jam pun Dee menatap, dia tak dapat melihat apa2. Bukannya menyerah, dia malah menyewa tenaga Edward Kelly, seorang scryer profesional yang dianggap sebagai penipu oleh banyak cendikiawan. Bertahun-tahun kedua orang itu bekerja sama, Dee memberikan pertanyaan2 sementara Kelly menatap bola kristal dan melaporkan jawabannya. Bersama-sama, Dee dan Kelly menulis beberapa volume tentang pesan2 spiritual, termasuk salah satunya yang meramalkan hukuman mati Mary, Ratu Scotland, yang terjadi pada Februari 1586. Bola kristal Dee sekarang berada di British Museum, London, Inggris.

Seperti Dee, beberapa pembaca bola kristal modern mempergunakan globe mereka untuk berkomunikasi dengan dunia spirit. Yang lain membaca keberuntungan dan mencari orang2 hilang. Kebanyakan dari mereka menggunakan prosedur yang dikenal sejak dahulu, meskipun persiapan mereka tidak terlalu ribet. Persiapan yang mendetil dilakukan pada penampilan ruangan mereka, dan peramalan biasanya dilakukan dalam sinar redup. Sebuah bola kristal biasanya berupa benda bundar sempurna berdiameter sekitar empat inci dan bisa berwarna putih, biru, violet, kuning, hijau, opalescent, atau transparan. Secara tradisi, sebuah bola kristal berdiri di atas dudukan kayu ebony, gading, atau boxwood yang dipoles hingga halus. Ketika sebuah ramalan sedang dibacakan, sang peramal mungkin meletakkan bola itu di atas meja atau memegangnya di telapak tangan dilatarbelakangi kain hitam.

Sekarang, bola kristal biasanya dihubungkan dengan jendela studio2 cenayang komersil atau tukang ramal keliling yang, seperti Professor Marvel di cerita ‘The Wizard of Oz’, mengaku dapat “melihat segala dan tahu segala”. Meskipun seni scrying tak lagi dihormati seperti pada zaman dahulu, seni ini masih memiliki peranan penting di banyak kebudayaan. Yang paling terkenal, Dalai Lama yang sekarang ditemukan melalui scrying oleh komite pendeta yang mencari identitasnya dengan cara menatap Danau Lhotso di Tibet.


Diterjemahkan dari The Sorcerer's Companion by Alan Zola Kronzek dan Elizabeth Kronzek

Monday, April 04, 2005

About Fantasy

Daratan Eropa kaya akan folklore yang menceritakan tentang dunia dan makhluk khayalan. Especially England dan Ireland (sodaraan sih ya?). Maka memberikan ide kepada penulis2 Eropa untuk menggali imajinasi mereka tentang makhluk2 ini. Fairy tale dimulai di daratan Eropa dan kemudian menjadi mendunia. Siapa hayo yg gak kenal fairy, elf, dwarf, leprechaun, banshee, witch, wizard bertopi kerucut, werewolf, vampire, mermaid, dragon, unicorn, centaur, manticore, sampai ke manusia immortal Highlander dan monster Loch Ness dari Scotland? Sejak zaman dahulu kala penulis cerita fantasy banyak menelurkan cerita jempolan. Mulai dari Hans Christian Andersen (The Little Mermaid, The Tinder Box, Thumbelina, The Snow Queen, dll) sampai JK Rowling (Harry Potter series). Saking banyaknya novel fantasy yg gue baca sampai lupa lagi buku fantasy pertama yg dibaca yg mana (selain HC Andersen lho). Mungkin The Wizard of Oz-nya Baum, setelah itu Dracula-nya Stoker. And the list go on and on…

Penulis Amerika juga berani membuat buku dengan genre fantasy, meskipun makhluk2 fairy tale bukan berasal dari benua itu. Malah cerita2 mengenai fantasy yg berdasarkan spirit totem Indian, misalnya, jarang ditemukan. Penulis fantasy Amerika yg bukunya baru2 ini diterbitkan contohnya ‘the wonder boy’ Cristopher Paolini (Eragon) dan Clive Barker (Abarat). Mereka cukup percaya diri membuat dunia khayalan masing2 meskipun sesungguhnya asal-usul makhluk2 di dalamnya bukan berasal dari tradisi mereka.

Kenapa pengarang Indonesia nggak ada yg coba bikin fantasy? Mungkin karena nggak bisa nemu makhluk lokal yg lucu2? Contoh: siapa yg di pohon jambu belakang rumahnya ada kuntilanak? Genderuwo? Tuyul? Hiya! Jadi horor! Padahal, dongeng2 tradisional kita zaman dulu gak jauh2 dari khayalan. Tapi ya itulah, si sakti adalah tokoh antagonis yg biasanya tukang teluh. Calon Arang atau Candi Sewu misalnya. Atau malah kesaktiannya dipakai untuk mengutuk (Tangkuban Perahu, Malin Kundang), serem kan? Kita dijajah terlalu lama kah sehingga daya khayal seret?

Mungkin lebih beruntung cerita tentang superhero, Si Pitung misalnya. Bukan Gatot Kaca, ya? Ramayana bukan berasal dari sini. Tapi anak2 zaman sekarang ada yg kenal Si Pitung gak? Dulu ada Gundala Putra Petir (The Flash sekale seh?), belum lama ini ada Panci Manusia Alumunium (ehm, maksudnya Panji Manusia Millenium). Dua2nya, sori, garing! Bandingkan dengan Superman, Batman, Spiderman, Hulk, Wonder Woman, The X-Men, dll. Okelah, superhero bukan bidang orang2 Indonesia. Tapi bandingkan juga dengan negara2 Asia lainnya. Cina dan Jepang berjaya dengan cerita2 fantasy dan superhero mereka. Kenapa Indonesia gak bisa?

Adakah penulis Indonesia yg berani terima tantangan menulis cerita fantasy? Belum lama ini gue liat beberapa cerita rakyat ber-genre agak2 fantasy beredar lagi (Timun Mas misalnya dan Pramoedya yg menulis ulang cerita Calon Arang). Tapi nggak ada cerita baru, gebrakan baru. CMIIW. Soalnya, karena booming Harry Potter, banyak anak2 yg jadi menyukai fantasy.

Ada satu orang teman yg pernah berkata bahwa sekarang banyak penulis yg ikut2an nulis fantasy (penyihir) gara2 booming Harry Potter. No, gue gak setuju. Kenapa? Karena di Barat sana tiap tahun muncul banyak buku ber-genre fantasy, hanya nggak booming disini aja. JK Rowling bukan orang pertama yg menulis tentang penyihir. Ada Tolkien, Ursula K. LeGuin, Neil Gaiman, Phillip Pullman, C.S. Lewis, bahkan Shakespeare (anyone knows ‘A Midsummer Night’s Dream?’, very fantasy by Shakespeare). Semua pengarang itu seniornya Rowling. Karena Harry Potter booming disini maka penerbit jadi berani mencetak terjemahan buku2 fantasy. Beberapa malah telah beredar di negeri asalnya puluhan tahun yg lalu, seperti LOTR dan buku2 Roald Dahl (The Witches, Charlie and the Chocolate Factory, The Magic Finger, dll).

Kenapa baru setelah Harry Potter? Kenapa Harry Potter seakan menjadi pelopor? Mungkin karena ceritanya modern, penyihirnya anak tanggung, dan setting materialnya familiar (hey, Dudley Dursley hobinya main Play Station toh?). Sementara yg lain tidak familiar karena bersetting dunia antah-berantah atau zaman dahulu kala (1600-1800-an). Setelah film trilogi LOTR ngeborong Oscar di Academy Award tahun lalu, buku2 genre fantasy yg lebih tradisional Eropa mulai dicari. Hasilnya penerbit sini berhasil menjual Eragon dan Abarat. Jadi, bukan karena mereka ikut2an, tapi orang Indonesia aja yg baru ‘ngeh’ dengan cerita2 macam begini. Setelah ini mungkin bakal keluar terjemahan ‘His Dark Material Trilogy’-nya Pullman, ‘Bartimaeus Trilogy’-nya Jonathan Stroud, dan ‘Jonathan Strange and Mr.Norrell’-nya Susanna Clarke. Semua berhubungan dengan penyihir.

Fantasy bukan hanya monopoli anak2. Contohnya---lagi2---LOTR-nya Tolkien dan Stardust-nya Gaiman. Tapi gue jarang banget nemu orang dewasa disini yg suka dengan fantasy. Gue dengan suksesnya dikatain ‘masa kecil kurang bahagia’ atau ‘daya khayal ketinggian’ atau ‘kekanak-kanakan banget sih?’ cuma karena doyan melahap fantasy. Lho, kenapa memangnya? Mungkin karena itu juga pengarang Indonesia males menelurkan karya2 fantasy? Apalagi dengan makhluk ciptaan dan dunia ciptaan mereka sendiri?

Itulah, penulis Indonesia seakan terkekang dengan peraturan tak tertulis yg harus setia dengan kondisi, adat dan tradisi nasional. Kalau menyimpang memang takut dibilang gak punya rasa nasionalisme? Sori2 aja, rasa nasionalisme gue juga menipis akhir2 ini. Apakah pengarang Indoesia harus selalu menyuguhkan setting yg sudah familiar dengan pembaca? Ayo bikin gebrakan baru, ciptakan dunia sendiri!

Poppy
http://peopleofthestars.blogspot.com

Sunday, April 03, 2005

The Banshee

The Banshee
[bean sidhe]
©1996 - 2004, by Fiona Broome

When someone mentions a ghost, most of us think of cemeteries,
haunted houses, and human-sized transparent figures draped in
sheets. Likewise, the word "faerie" is linked with cute little
figures with wings, and merry mischief.

However, mention a Banshee, and people squirm. The Banshee, like a
ghost, can represent death to many people, but that is not her
actual role in folklore, or in our lives.

She can appear transparent, and is the size of a living person.
Nevertheless, like her fae counterparts, she is associated with a
more magickal Otherworld. Perhaps she is the link which shows us
that the Otherworld is a vast place, inhabited by many kinds of
beings, including faeries and ghosts.

The Banshee, in Irish the Bean Sidhe (pronounced "bann-SHEE"),
means "spirit woman." She is usually described as a single being,
although there are many of them. According to legend, one Banshee
guards each Milesian Irish family; these are the families whose
names start with O' or Mac, though those prefixes have been dropped,
particularly by American families.

Nevertheless, there is a Banshee for each branch of these families,
and the family Banshee can follow the descendants to America,
Australia, or wherever the Irish family travels or emigrates.
The Banshee protects the family as best she can, perhaps as a
forerunner of the "Guardian Angel" in Christian traditions. However,
the time we are most aware of her is before a tragedy that she
cannot prevent.

Traditionally, the Banshee appears shortly before a death in "her"
family. The Banshee is almost always female, and appears filmy in a
white, hooded gown. The exception is in Donegal, Ireland, where she
may wear a green robe, or in County Mayo where she usually wears
black.
However, if she is washing a shroud when you see her, she may merely
signal a major life-changing event in your future. The way to
determine this is to go home and burn a beeswax candle after seeing
her; if it burns in the shape of a shroud, her appearance foretells
death.

The night before the death, the Banshee will wail piteously in
frustration and rage. Her family will always hear her, but many
others in the area will, too. For example, Sir Walter Scott referred
to "the fatal banshi's boding scream."

One of the largest reports of this wailing was in 1938, when the
Giants' Grave in County Limerick, Ireland, was excavated and the
bones were moved to a nearby castle. Those who heard the crying
throughout central Ireland, said that it sounded as if every Banshee
in Ireland was keening.

That wailing of many Banshees is unusual but not unique. There have
been other reports of several Banshees manifesting together. When a
group of Banshees are seen, it usually forecasts the dramatic
illness--and perhaps death--of a major religious or political
figure.

In Irish mythological history, the Banshee tradition may link to the
fierce Morrighan as the "Washer at the Ford," a legend of Cuchulain.
In this story, the Morrighan appeared as a young woman who prepared
for an upcoming battle by washing the clothing--or perhaps the
shrouds--of those who would fight and lose.

Despite her grim reputation, seeing or hearing a Banshee is not what
actually causes the death. In fact, the Banshee is traditionally a
very kind woman, as poet and historian W. B. Yeats commented, "You
will with the banshee chat, and will find her good at heart."
Perhaps her appearance and wailing before a death are efforts to
protect her family from a death or other tragedy that she foresees.
This is where we see the clearest link to what are popularly
called "ghosts." In many stories, the spirit appears to warn the
living about danger, illness, or death. Gothic novels often feature
a ghost whose appearance forecasts the death of a family member.
Likewise, in the Sherlock Holmes story, the Hound of the
Baskervilles howled before a family death.

In real life, my maternal grandmother and her siblings were
individually visited by the spectre of their mother, to warn them of
her imminent death in a hospital many miles away, and to say good-
bye.

This level of concern for the living is consistent with many ghosts,
as well as the Banshee.

Whether the Banshee is more correctly a "ghost" or a "faerie" is an
discussion that may never be resolved. However, we can see the
Banshee as the clearest evidence that the line between ghosts,
spirits, and faeries is vague at best.

For more information about the Banshee, one of the best studies
is "The Banshee: Irish Death Messenger," by Patricia Lysaght
(paperback,© 1986, Roberts Rhinehart Publishers, Colorado).

Cry of Banshee
have heard many people say that they have seen the other world or
seen loved ones from the other world, but have they heard the
Banshee cry?

The word Banshee comes from the Irish word "Bean-sidhe" ban
(bean), a woman, and shee (sidhe, a faery), (pronounced Bann
shee) . From the mythical race of the Tuatha de Dannan, or fairy
folk. But other sources say that 'Bean Sidhe' is translated
as "woman of the hills." . the Banshee is seen in many forms, from
a crow to an old hag. Truthfully, from all accounts, she is seen as
a woman. She is often described as a beautiful young woman with
streaming auburn hair, wearing a green woollen dress with gray
cloak clasped about her shoulders. She has also been seen wearing
either a grey, hooded cloak or the winding sheet or grave robe of
the unshriven dead.

A Banshee may also appear as a washer-woman, and is often seen at
rivers and waterfalls. On the battlefield she can be seen washing
the clothes of a solider who will soon be lost in battle. In this
guise she is known as the bean-nighe (washing woman).

Though she is not always seen, her mourning call is heard, usually
at night when someone is about to die. The only hint that this
beautiful Banshee is a messenger of doom comes from the fact that
her eyes are blood red from crying for her dead.

In all respects the Banshee is seen as a bearer of bad fortune or
death, but in actuality she is foretelling the inevitable and
paying her respects to the soon to be departed.

Many have seen her as she goes wailing and clapping her hands. The
keen (caoine), the funeral cry of the peasants, is said to be an
imitation of her cry. When a multiple Banshees wail together, it is
for the death of someone very great. When a member of the beloved
family is dying, she paces the dark hills about his house. Her
sharp, cries and wails piercing the night air.

Tradition and myth surrounds the function of the Banshee including
the families for which she is bound. Some have said that she owes
allegiance to the five major irish families — the O'Briens,
O'Neills, O'Connors, O'Gradys and the Kavanaghs. Along those lines
is the tradition of allegiance to all families starting with Mac,
or O. Each banshee has her own mortal family, she follows, And she
has been heard in America, England and other places where the Irish
have settled. In shadows and unseen the Banshee attends the funeral
of those families whom she is connected with, her voice blending in
with the cries of the other mourners.

A common myth is that if you catch her, she is obliged to tell the
name of the doomed — but would you really want to know?
Many stories have been told about the Banshee from localised fairy
tales to goulish hauntings. An omen that sometimes accompanies the
banshee is the coach-a-bower (coiste-bodhar) an immense black
coach, mounted by a coffin, and drawn by headless horses driven by
a Dullahan. It will go rumbling up to your door, and if you open the
doors a pail of blood will be thrown in your face.

In 1437, King James I of Scotland was approached by an Irish seeress
or banshee who foretold his murder at the instigation of the Earl
of Atholl. This is another example of a banshee but in human form.
There are records of several human banshees or prophetesses who took
part and were members of some of the great houses of Ireland and
the courts of local Irish kings.

In parts of Leinster, she is referred to as the bean chaointe
(keening woman) whose wail can shatters glass.
In Kerry, the keen is a soft enjoyable singing.
In Tyrone the sound is like two boards struck together.
And on Rathlin Island it is a screeching sound like a wail of a
woman.

Whether you believe in the Banshee, or the tradition which lies
behind it. I just wish you all a peaceful sleep, and the crying in
the night is just the wind knocking at your window pane, I
promise...
*Article courtesy of George Treanor, The Irish Heritage Group

===> Thx to Audriel

Saturday, April 02, 2005

Quotes of the day

"It is not our abilities
that show who
we really are,
it is our choices."

(J.K. Rowling,
Dumbledore in
Harry Potter and
the Prizoner of Azkaban)

Friday, April 01, 2005

GA PUASSS

Baru nambah shoutbox...
Ga puas, settingannya masih banyak yg kurang, Hmmm... waktunya ga banyak sih...
Mudah2an Besok Internet (salah satu cara muggle berkomunikasi adalah lewat Internet) dipasang di ktr!

I wish I have that TimeTurner... *sigh*