Wednesday, April 06, 2005

Wand

“Rictusempra!”

Inilah spell (mantra) yang dikeluarkan Harry Potter di klub duel dengan musuhnya Draco Malfoy, dengan menggunakan tongkat sihirnya. Begitu ampuh sihir yang dikeluarkan melalui tongkat ini hingga Draco terdorong, berputar-putar di udara, sebelum jatuh terduduk. Adegan ini terdapat pada film Harry Potter and the Chamber of Secrets, film Harry Potter kedua yang cukup banyak menampilkan aksi sihir murid Hogwarts dengan menggunakan tongkat sihir.

Meski tidak ada lagi yang menggunakan tongkat sihir selain untuk kelengkapan kostum pesulap dan pesta kostum Halloween, tongkat sihir tetap menjadi barang yang dicari oleh para penggemar Harry Potter. Di milis Indo-Harry Potter (milis penggemar Harry Potter terbesar di Indonesia) pesanan tongkat sihir dibuka karena ternyata banyak member milis yang tertarik untuk memiliki tongkat sihir ala Harry Potter. Tulisan ini sengaja diturunkan untuk mengenal lebih jauh tentang tongkat sihir yang biasa digunakan para penyihir dalam buku Harry Potter.


Harry Potter dan Tongkat Sihir

Siapa sih di antara penyihir Hogwarts yang tidak memiliki tongkat sihir? Tongkat sihir – dengan bentuknya yang sederhana, indah dan mudah dibawa- sudah dikenal di seluruh dunia sebagai alat untuk membuat segala hal mungkin terjadi. Tinggal ayunkan tongkat dan abrakadabra!- dalam sekejap kamarmu yang berantakan jadi rapi, piring makan yang kotor sudah bersih dicuci , dan kalau kamu mau malah bisa ada semangkuk penuh es krim yang datangnya entah darimana. Tapi dari pengalaman Harry Potter, menggunakan tongkat sihir tidak semudah yang kita bayangkan. Kita memerlukan keahlian dalam membaca mantra, dan pakai ilmu transfigurasi saat memakai tongkat sihir, ditambah keahlian memilih jenis kayu sesuai dengan karakter sihir. Mau pakai kayu apa: Mahoni, Oak, Holly atau Hazel? Memakai rambut Unicorn , atau bulu Phoenix ? Tidak bisa sembarangan lho dalam memilih tongkat sihir. Tiap tongkat memiliki kekuatan yang berbeda tergantung dari jenis kayunya, dan hanya dapat bekerja dengan baik bila sesuai dengan karakter pemiliknya. Seperti kata Ollivander, si pedagang tongkat sihir di buku Harry Potter, “Let the wand choose its wizard.”


Sejarah Tongkat Sihir

Tongkat sihir sudah dikenal sejak jaman dahulu, dari jaman lukisan goa pra-sejarah dan seni bangsa Mesir kuno. Para penyihir dari zaman sebelum Masehi di Eropa menggunakan tongkat setiap mengadakan ritual. Tongkat sihir dahulu hanya dibuat pada saat matahari baru terbit atau saat matahari akan tenggelam -tergantung saat yang tepat untuk menyerap kekuatan dari matahari- menggunakan pisau yang dianggap suci. Tongkat sihir kemudian dipakai bukan hanya sebagai penghantar kekuatan supranatural saja tapi juga sebagai alat upacara keagamaan dan simbol kekuatan.
Di dalam dongeng, tongkat sihir pertama kali muncul dalam cerita Odysseus yang ditulis oleh penyair Yunani bernama Homer tahun 800-900 SM. Penyihir cantik bernama Circe menggunakan tongkatnya untuk mengubah pelaut kapal Odyseus menjadi sekumpulan babi. Mengubah satu benda menjadi hal lain adalah hal yang biasa dilakukan oleh tongkat sihir. Salah satu tongkat yang terkenal adalah tongkat sihir berujung bintang yang digunakan Ibu Peri Cinderella untuk mengubah tikus-tikus rumah menjadi sekawanan kuda, juga menyihir buah labu menjadi kereta kencana. Dongeng lain menceritakan tentang Merlin yang mampu memindahkan batu-batu besar (Stonehenge) di Irlandia. Ada juga dongeng tentang dewa Yunani bernama Hermes yang menggunakan tongkatnya (Caduceus) untuk membuatnya tidak kasat mata.
Di jaman Eropa modern, banyak penyihir menganggap tongkat sihir sebagai alat yang penting untuk memantrai, dengan cara mengayunkan tongkat mereka agar terhindar dari pengaruh jahat. Menurut buku The Key of Solomon, salah satu buku sihir terkenal di abad pertengahan, tongkat sihir yang ideal haruslah terbuat dari kayu Hazel dan harus dipotong dengan sekali ayun oleh sebuah kapak yang masih baru. Untuk menambah kekuatan sihirnya tongkat tersebut ada yang ditambahkan kristal, diukir kata-kata sihir atau nama-nama tertentu yang dianggap sakti. Bila tongkat sudah selesai diukir, para penyihir lantas mengundang roh-roh, yang baik atau yang jahat , tergantung kegunaan tongkat tersebut nantinya.
Pada awal abad kelima belas tongkat sihir kemudian digunakan oleh para seniman jalanan yang menampilkan atraksi “sihir” atau yang lebih dikenal dengan sulap. Ada dua fungsi utama tongkat sihir bagi seniman jalanan tersebut, yaitu sebagai pengalih perhatian penonton , dan yang kedua sebagai alat untuk meyakinkan penonton seolah-olah sihir itu datang dari tongkat. Zaman sekarang tongkat sihir merupakan barang bawaan wajib para pesulap. Beberapa pesulap memiliki tongkat tipuan yang bisa pecah, bengkok, berubah warna, menembakkan bunga api, dan terbelah dua dengan sempurna untuk memukau penontonnya.


Mengapa Tongkat Sihir?
Lalu, mengapa malah tongkat yang dijadikan simbol sihir, dan bukannya benda lain? Apa yang menjadi kelebihan sebuah tongkat kayu hingga menjadi simbol kekuatan bagi seorang penyihir? Menurut beberapa ahli, tongkat kayu menjadi simbol kekuatan karena tongkat kayu merupakan alat yang pertama kali digunakan manusia pra-sejarah untuk bertahan hidup - kekuatan untuk mempertahankan diri dari serangan binatang buas, menyerang musuh dan berburu. Tongkat kayu tidak lagi digunakan sebagai senjata, karena digantikan oleh tombak dan pedang besi. Karena tidak dipergunakan untuk kehidupan sehari-hari tongkat kayu mulai dipakai hanya sebagai bentuk simbolis kerajaan. Menurut beberapa sumber, di tangan seorang raja, tongkat berubah fungsi menjadi tongkat kerajaan yang dipakai sebagai simbol kekuatan suatu kerajaan. Namun di tangan seorang penyihir tongkat itu berubah menjadi tongkat sihir yang melambangkan kendali atas kekuatan alam dan kekuatan supranatural.


Saduran bebas dari The Sorcerer’s Companion by Allan Zola Kronzek & Elizabeth Kronzek ditulis oleh Melhotra Oscarus dari milis Indo-Harry Potter. Seperti yang dimuat di majalah Cinemags tahun 2004.

No comments: