Thursday, April 07, 2005

Cauldron

Pada pandangan pertama (kaya jatoh cintrong aja) sebuah cauldron keliatan kaya kuali yg super besar. Tapi pada tangan yg tepat (euh, bisa juga dibilang tangan yg salah) benda ini bisa menjadi magical artifact yg memiliki kekuatan luar biasa. Dengan sebuah cauldron, seorang witch atau wizard yg berpengalaman bisa meramu potion, meramal masa depan, menyediakan makanan dengan jumlah tak terhingga pada jumlah tamu yg tak terhingga juga, memberikan kemudaan dan kekuatan pada seseorang, atau menganugrahkan pengetahuan dan kebijakan.

Cauldron2 pertama yg dibuat berbentuk macam2 dan ukurannya juga macam2. Bisa terbuat dari perunggu, tembaga, pewter (campuran timah putih dan hitam kaya punya si Harry), batu, dan terakhir dari besi. Pada jaman medieval (abad pertengahan) cauldron dimiliki oleh setiap rumah. Benda ini digunakan untuk memasak, meramu obat2an, mencuci dan mewarnai pakaian, membuat sabun dan lilin, dan buat bawa2 air atau api (bara kali ye maksudnya?). Satu keluarga besar mungkin hanya memiliki satu cauldron untuk segala jenis urusan ini. Eeeeuuurrrggghhh!!! Bayangin aje bekas nyuci baju yg bau apek dipake buat ngerebus sop kambing??!! Jorok skali manusia2 ini!

Di beberapa kultur, cauldron dipakai untuk keperluan keagamaan. Bangsa Celtic kuno selalu mempersembahkan perhiasan emas dan perak kepada dewa mereka yg diletakkan di dalam cauldron yg kemudian ditenggelamkan ke dalam air (wuih! mari kita berburu harta karuuuun!). Sebuah cauldron ditemukan di dasar danau di Perancis dan akhirnya dijarah sama bangsa Romawi (tuh kaaan?). Gundestop cauldron yg terkenal, yg ditemukan di sebuah rawa di Denmark pada th 1891, dibuat dari perak murni dan bergambar dewa2, tanaman dan binatang2 manakjubkan. Cauldron ini berasal dari tahun pertama SM dan mungkin aja digunakan untuk pengorbanan manusia (hiiiiiiiiiii!!).

Fungsi cauldron yg paling ngetob tidak lain dan tidak bukan adalah sebagai alat pembantu bagi para witch. Ini dimulai sejak jaman kuda gegel buntutnya sendiri. Mitologi Yunani menyebutkan witch yg bernama Medea berjanji pada suaminya bahwa ia akan memperpanjang hidup bapak mertuanya yg sudah tuir dan lemah. Dia mencampur ramuan sihir dengan bagian tubuh hewan yg termasuk "hewan berkehidupan gigih" (kaya kura2) ke dalam cauldron, dan membuat luka di leher bapak mertuanya itu lalu menuangkan ramuannya ke lukanya (iiiih! punya mantu sadis amat seeeh??). Potionnya si Medea ini akhirnya berhasil mengembalikan kemudaan mertuanya (untung aja, kalo malah KO gimana coba?). Cocok nih si Medea sama si Snape.

Mungkin cauldron yg paling ngetob sepanjang masa adalah yg dimiliki oleh trio witches yg mengutuk Macbeth (itu lho, karakter cerita Shakespeare). Macbeth meminta mereka meramalkan masa depannya, lalu para witches itu membuat ramuan yg menjijikkan, menambahkan sisik naga kedalamnya, nambahin lagi gigi serigala, kaki biawak, dan favorit kita nih, mata kadal dan jari kaki kodok (eeeuurrrggghhh!!! Pelajaran Snape berulang di otak gue!). Dengan ramuan ini dan mantra "double, double, toil and trouble, fire burn and cauldron bubble", para witches itu memanggil tiga arwah yg meyuguhkan ramalan yg akurat dan menyesatkan (duh, kacian bener si Macbeth).

Cauldron juga menonjol di mitologi Irlandia, Welsh dan Celtic yg diyakini dapat mengontrol kehidupan. Mulut sebuah cauldron dianggap jalan menuju underworld, tempat dimana kehidupan baru dimulai dan temapt dimana kematian berasal. Cauldron milik Pwyll (ini bacanya gimana sih huruf mati semua!!), penguasa underworld dari Welsh, disebutkan dapat memberikan kehidupan immortal. Beberapa legenda menyatakan bahwa raja Arthur dan para ksatrianya pernah mencoba mencuri cauldron ini. Legenda juga mengatakan pahlawan Irlandia, Bran, memiliki cauldron dengan kekuatan yg dapat membangkitkan apa saja yg sudah mati, yg dia hadiahkan kepada raja Irlandia. Raja yg curang ini kemudian menggunakan cauldron ini untuk membuat bala tantara yg tak bisa mati (maksudnya, kalo udah mati ya dicemplungin lagi ke dalem cauldron itu biar nongol lagi). Para tentara itu dibikin bisu sehingga gak bisa mengungkapkan rahasia kehidupan setelah kematian. Catatan perang mengemukakan bahwa banyak potongan tubuh tentara yg udah mati dicemplungin ke dalam cauldron itu, kemudian.....syyuuuuutt! muncul lagi deh satu tentara seger buger! Raja Irlandia itu bisa dikalahkan karena sodara laki2nya Bran mengorbankan dirinya, nyelem ke dalem cauldron itu dan akhirnya mati. Cauldron itu kan nggak bisa dimasukin sama orang yg masih idup.

Sebuah pasukan nggak mungkin bisa dikalahin kalo punya cauldron ini. Bayangin, udah mati, tinggal selulupin aja lagi ke dalem cauldronnya, idup lagi deh! Udah cukup susah buat para wizard ngelawan mahluk jahat yg masih napas. Gimana bahayanya kalo musuh yg udah kita bunuh tiba2 muncul lagi? Hiiii......the land of the living dead!

Saduran bebas dari The Sorcerer’s Companion by Allan Zola Kronzek & Elizabeth Kronzek

No comments: