Thursday, April 07, 2005

Brooms a.k.a Sapu Terbang

Tak ada yg lebih mencintai sapu terbang seperti seorang witch. Kecintaan Harry terhadap Firebolt-nya memasukkan wizard dalam kategori pencinta broomstick juga. Menurut sejarah, hampir semua orang yg terlihat terbang menggunakan sapu adalah wanita (witch). Saat para wizard dan warlock menyatakan mereka juga bisa terbang, kebanyakan terlihat terbang menggunakan garpu jerami!

Walaupun ilustrasi populer seperti sekarang selalu menggambarkan para witch terbang menggunakan broomstick, kenyataannya tidak selalu seperti itu. Diantara tahun 1450 sampai 1600, saat kepercayaan terhadap praktek sihir menyebar di Eropa, para witch dilaporkan terbang menggunakan kambing, sapi, domba, anjing, dan serigala serta menggunakan batang kayu, sekop dan tongkat sihir mereka! Broomstick akhirnya dijadikan alat transportasi pilihan, menurut para cendikiawan, karena peranan wanita sebagai ibu rumah tangga (iiiih, enak aja! Emang kerjaan ibu2 nyapu doang? Itu sih urusan pembantu!).

Menurut adat yg diciptakan oleh para pemburu penyihir, para witch biasanya meninggalkan rumah mereka melalui cerobong asap (inget floo powder?). Setelah mengudara, terbang dikatakan mudah, kecuali dalam dua hal. Pertama, seorang witch yg belum berpengalaman mungkin akan kesulitan berada diatas sapunya, yg biasanya terbang dengan cepat tapi tidak stabil (tapi sekarang karena sudah ada Magical Inventions Research yg salah satu anggotanya Lacsar, maka dibuat sapu terbang yg lebih aerodinamis dan stabil, last invention "the firebolt"). Kedua, seorang witch dapat terjatuh dari sapunya bila mendengar suara lonceng gereja (ini kepercayaan dulu, sekarang telah diketahui hanya dark witch dan wizard saja yg bisa jungkir balik dari sapunya gara2 lonceng gereja).

Apakah para witch dapat terbang dijadikan perdebatan sengit oleh para cendikiawan dan pemuka agama, terutama di jaman tahun2 terjadinya pembantaian penyihir. Menurut Malleus Maleficarum (1486), panduan yg digunakan untuk mencari dan menghukum para penyihir, kemampuan terbang para penyihir adalah fakta yg tak dapat dipungkiri. Salah satu sebabnya, banyak wanita kala itu mengaku bisa terbang, bahkan beberapa menyombongkannya. Lalu, pada salah satu paragraf dalam "Book of Matthew" (kalo ini gue gak tau, karena cuma ngutip, tolong yg agamanya Kristen dibetulkan kalo ada yg salah), digambarkan Satan dapat menerbangkan Jesus. Maka, karena sang `devil' dapat menerbangkan Jesus, ada kemungkinan dia juga bisa menerbangkan manuisa yg mengabdi padanya. Beberapa cendikiawan tidak setuju dengan pernyataan ini karena menurut mereka tak ada manusia yg secara fisik dapat terbang (pada belon nonton pertunjukan David Copperfield siiih, atau nonton Superman!). Maka dari itu argumen mereka adalah para wanita yg mengaku dapat terbang hanya berhalusinasi.

Ada kelompok pemikir yg juga menyatakan bahwa kemampuan seorang penyihir untuk terbang dikarenakan ia membaluri tubuh dan sapunya dengan "flying ointment" yg terbuat dari tumbuhan (termasuk henbane, mandrake, monkshood dan nightshade) yg tumbuh di halaman rumahnya. Para ahli obat2an yg bereksperimen dengan flying ointment ini pada abad ke-16 menemukan bahwa ramuan ini mengandung bahan kimia yg kuat, yg dapat menyerap pada tubuh melalui kulit dan menyebabkan tidur lelap serta halusinasi, termasuk sansasi terbang (nah, cimeng kali nih!). Saat mereka menjelaskan temuan mereka ini, para witch yg mengaku dapat terbang mungkin saja malah tidur/pingsan di dapur dan bangun dengan ingatan jelas bahwa mereka pernah terbang, yg tentu saja hanya terjadi dalam mimpi mereka! Tapi, bagaimana penjelasan dari orang2 yg mengaku pernah melihat seorang witch terbang di angkasa dengan broomstick? Hehehe….only we know, guys! Do not tell the muggles!

Saduran bebas dari The Sorcerer’s Companion by Allan Zola Kronzek & Elizabeth Kronzek

No comments: