Thursday, April 07, 2005

Circe

Cantik dan mematikan, menarik dan kejam, Circe adalah salah satu dari penyihir-penyihir hebat dari mitologi Yunani. Dibantu tongkat sihirnya, ramuan-ramuan, jamu-jamuan, dan mantra-mantra, dia bisa merubah manusia menjadi hewan, menyebabkan huhtan-hutan bergerak, dan merubah siang menjadi malam. Para penulis kuno Homer, Hesiod, Ovid, dan Plutarch semua mencatat perbuatannya, menjamin keberadaannya sebagai legenda-dan sebagai chocolate frogs trading card.

Putri dari Dewa matahari Helios dan peri laut Perse, Circe tinggal di pulau Aeaea di pesisir Italia, di mana dia menghabiskan hari-harinya menenun dengan alat tenunnya dan menyanyi dengan suara yang paling mempesonakan. Dia dulu sering dikunjungi oleh wisatawan yang menghampiri pulaunya, atau orang-orang yang memang mengetahui kekuatan sihirnya dan datang untuk meminta bantuannya. Tapi Aeaea ternyata jauh lebih berbahaya daripada pulau-pulau yang khas dengan tempat santainya. Dewa laut Glaucus menemukan ini ketika dia datang pada Circe dan meminta ramuan cinta untuk membantunya memenangkan hati pujaan hatinya, seorang peri laut bernama Scylla. Circe jatuh cinta dengan Glaucus dan memintanya untuk tinggal bersamanya. Saat Glaucus menolaknya, Circe melemparkan ramuan beracun ke dalam air dimana saingannya sedang mandi, merubah Scylla menjadi monster mengerikan dengan kepala anjing dan ular yang menonjol dari tubuhnya. Ada lagi manusia yang begitu bodoh menolak Circe dan menghabiskan sisa hidupnya sebagai penebang kayu.

Pengunjung pulau Circe yang paling terkenal adalah Pahlawan Yunani Odysseus dan krunya, yang mendarat di Aeaea dalam perjalanan pulang mereka dari perang Trojan. Melihat gumpalan asap dari kejauhan, Odysseus mengirim setengah dari anak buahnya untuk menyelidiki. Mereka kemudian sampai di rumah si pemikat, sebuah istana marmer ditengah hutan dikelilingi oleh hewan-hewan jinak seperti beruang, singa, dan serigala yang dulunya adalah manusia hingga mereka bertemu Circe. Selalu menyambut tamu-tamunya, Circec muncul di depan pintu dan mengundang mereka untuk makan siang. Tapi gandum dan keju yang disajikan sudah mengandung ramuan yang kuat yang merubah ingatan mereka dan menghilangkan keinginan mereka untuk kembali pulang. Saat mereka dalam keadaan pingsan, Circe mengetukkan tongkat sihirnya dan merubah mereka satu per satu menjadi seekor babi dan menggiring mereka ke kandang babi.

Circe merencanakan nasib yang sama pada Odysseus, tapi saat Odysseus dalam perjalanannya mencari anak buahnya dia bertemu dengan dewa Hermes yang memberinya ramuan bernama moly yang berguna untuk menetralkan mantra dan ramuan Circe. Kekuatan sihir Circe menjadi tak berguna terhadap Odysseus, lalu dia memutuskan untuk berdamai saja dengan Odysseus dan menormalkan kembali anak buahnya menjadi manusia kembali. Mulai saat itu ia menjadi penasehat Odysseus, meramalkan bahaya di masa depan dan menjelaskan bagaimana berkomunikasi dengan para hantu yang akan ditemuinya dalam perjalanannya ke Dunia Bawah.

Mitos tentang Circe, bersamaan dedngan cerita-cerita tentang penyihir wanita bernama Medea (Keponakan Circe) dan Dewi Yunani dan penyihir Hecate, menjadikan dasar cerita tentang kepercayaan akan penyihir dan sihir. Selama beberapa abad, hal itu menjadi sangat umum bagi mereka yang mendengar mitos itu untuk mempercayai bahwa Circe memang pernah ada dan perbuatan sihirnya memang pernah terjadi.

Saduran bebas dari The Sorcerer’s Companion by Allan Zola Kronzek & Elizabeth Kronzek

No comments: