Wizards and witches,
Kemarin di Bandung dilaksanakan Konperensi Penyihir Asia Afrika. (Bukan KWAA, diprotes, hehe). Inilah laporan pandangan matanya (plus mata gaibnya Moody..)
Hari Jumat lalu sudah berkumpul para penyihir Indonesia. Ada Voldy Ady Weasley dari Makasar, ada Rezi dari Surabaya, sudah barang tentu dari kota yang dekat-dekat seperti Jakarta dan Bogor. Arwen menitipkan Jojinya ke Hagrid, --dan Joji dengan suksesnya membawa pulang anak chimaera (sekarang Arwen masih kebingungan bagaimana memulangkan chimaera yang sudah membuat kerusakan … eh, maksudnya .. sedikit kenakalan dan keusilan...)-- Anne dicari-cari karena menurut Oscar dia sudah berangkat dari Jakarta, tapi di Bandung belum sampai. Ternyata dia sedang nangkring di .. batagor Kingsley. Hehe.. Pokoknya ada banyak yang berkumpul, ada Pipit dan Lascar, ada Ireth yang nggak tau dia ini witch apa elf, ada Illyria, ada Prof Hadi Patronussto, ada Dheva yang berlari-lari disangkanya sudah terlambat.. Ada Edu jauh-jauh dari Bali, ada EG tentu saja dengan situsnya yang belum selesai-selesai juga, hihi.. Trinie yang sibuk membaca bibir –lips-reading- nya Spidey yang sedang mengunyah- ngunyah, ya nggak bisa atuh, Spid! Ada MSS yang matanya tak lepas
dari tipelisi .. televivi .. telivisi! Soalnya katanya bakal ada Hitchhiker's Guide to Galaxy dengan Alan Rickman sebagai Marvin.. hehe
Para penyihir ini sedang menanti kedatangan penyihir Asia Afrika. Mereka datang dalam rangka turut meramaikan golden jubilee KAA. Ingat Rosa Mbabutata? Nah, dia panitia yang mengurus kedatangan para penyihir Amerika. Sedang penyihir Leony mengurus kedatangan penyihir dari Asia..
Kedatangan mereka cukup riuh. Terutama kedatangan penyihir Asia. Di negara-negara Asia tidak ditemukan pelarangan Karpet Terbang, makanya mereka datang dengan karpet itu. Penyihir dari Istambul ada yang nyaris jatuh terguling karena berjoget-joget menari perut di atas karpet saat mereka menembus awan cumolonimbus..
Nah, ketika Ambu sedang sibuk-sibuk menangani para tamu, tiba-tiba handphone Ambu berdering. Handphone itu maksudnya telepon yang bisa digenggam dan dibawa ke mana-mana, bukan hand=tangan phone=telepon, jadi telepon yang dipakai oleh tangan. Bukan, sama aja, dipakainya sih bicara sama mulut, hehe..
Ambu melihat nomernya. Umar Hadi? Muggle? Lagipula dia kan temennya Abah? Memang Ambu juga kenal sih, dia kan sama-sama sekolah di UNPAD dulu waktu Ambu sekolah di sekolah Muggle itu. Sekarang dia bagian apa gitu, Hubungan Media? Pokoknya anak buahnya Marty Natalegawa, gitu. Tapi, buat apa dia nelepon Ambu?
Penasaran telpon diangkat, "Assalamualaikum,"
"Waalaikumsalam, Dian, ada waktu sebentar?"
"Eh, eh.." aku melihat para tamu yang berseliweran di seluruh bagian ruangan, "kenapa, Umar?"
"Begini, ehm .. ehm .." dia berdeham sejenak, "apa Dian bisa bantu ya?"
"Bantu apa, Umar? Bukannya Abah yang suka dihubungi?"
"Eh, begini. Saya dengar dari Abah, Ambu itu, ehm .." dia seperti kebingungan, "eh.. witch?"
Aku terdiam. Abah ini kok bilang-bilang?
"Benar kan? Saya mau minta tolong," katanya lagi mendengar Ambu terdiam.
"Tolong apa?"
"Sebentar lagi kan ada KAA. Kami mau bikin di dua kota, Jakarta dan Bandung,"
Ya, ya, aku tahu. Makanya Kota Bandung mendadak dibikin bersih begini, tadinya kan penuh sampah. Eh, masih banyak sih sampah bertebaran di tempat-tempat yang kiranya nggak bakal dilewati para delegasi. Blum lagi para pedagang kaki lima, yang biasanya memenuhi jalan Tegalega. Itu jalan tersita setengah oleh PKL, blum trotoarnya..
"Eh, trus kenapa memangnya?"
"Bisa nggak kalau para penyihir diajak berpartisipasi?"
"Memang, kami sudah akan mengadakan acara sendiri,"
"Begini, Dian. Kedatangan kami nanti hari Minggu, atau Sabtu sore, itu macam-macam. Ada yang akan naik kereta, ada yang akan naik mobil, ada juga yang akan naik pesawat. Kami .. kekurangan orang untuk mengawasinya,"
Lha, bukannya orang yang mau jadi sukarelawan di Ambalat aja banyak? Hihi..
"Buat apa sih? Trus, kalian kan pasti butuh orang yang berpengalaman, kami sih bisanya apa?"
"Buat mengawasi jalannya perpindahan itu. Tadinya, kami kira mereka semua akan naik pesawat, ternyata tidak. Banyak juga yang ingin mencoba jalan Tol Cipularang ini, atau lebih tepatnya Jaka Larang – Jakarta-Padalarang—Padahal kan belum selesai benar.. TNI sama para pekerja Jaka Larang jadi ketar-ketir nih .."
Ye.. bukannya sudah disiapkan? Itu mah tanggung jawab aparat negara, betul kan? Kita mah enggak diundang-undang dalam acaranya, malah jalan-jalan di kota Bandung ditutup selama acara, belum lagi berhari- hari sebelumnya ada gladi kotor, gladi bersih, simulasi, kan jalan-jalan jadi macet..
"Bukannya sudah diantisipasi?" tanyaku.
"Ini di daerah .. Jembatan Cikubang,"
Langsung terbayang jembatan yang melewati jurang yang dalam itu. Konon Jembatan itu sudah dipersiapkan untuk bertahan selama limaratus tahun. Siapa yang punya batu bertuah, supaya bisa bertahan hidup selama ratus ribu tahun dan menyaksikan sendiri? Hehe.. Tapi kata insinyurnya, katanya, apa gunanya kalau ada gempa dan semua jembatan runtuh sedang Jembatan Cikubang tinggal satu-satunya yang bertahan? Sudah liat kan? Ada fotonya, kok .. masa belum pernah melihat ..
"Memangnya kenapa?"
"Kalau sampai ada yang meledakkan, bagaimana? Memang TNI sudah berusaha mengambil langkah-langkah, tetapi daerah yang segitu luas dan sulit begitu .."
Aku mengerti. Daerah Cikubang yang cukup sulit itu memang rawan.
"Aku bicarakan dulu dengan para wizards dan witches. Nanti aku telepon lagi," kataku.
Aku terhenyak. Para tamu sudah datang semuanya. Bahkan ada juga yang dari Inggris, Amerika, dan lain-lain, sebagai pengamat. Dari Inggris Percy Weasley! Katanya dia sudah ditempatkan kembali ke tempatnya yang semula, Department of International Magical Cooperation.
"Teman dan temin, rekan dan rekin. Barusan ada permintaan tolong dari Muggle. Kira-kira mau kita penuhi?" Aku menjelaskan dengan singkat lokasi yang menjadi sasaran.
"Boleh. Kita sekalian piknik aja di sana!" Anne senang.
"OK. Aku mau lihat sekalian Cikubang itu kaya apa," kata kembarannya, Rezi.
"Tlus, kita sekalian bakal sate Malanggi. Aku mau .. aku mau .." kata Yung Jin. Dasar penyihir RRC, nggak bisa bilang `r', Maranggi, gitu..
Illyria tampil, "Begini, di kota Bandung kan di mana-mana dipasang tanda perboden? Meski itu tanda dilarang masuk ditujukan bagi para Muggle, dan bukan kita yang pakai sapu," Illyria melirik penyihir Turki, Iran, dan negara-negara lain yang pakai karpet, "tapi rasanya kita juga seperti yang dilarang ke mana-mana. Bagaimana kalau kita keluar kota saja? Jadi, kita sekalian mengawasi Jembatan Cikubang, dan sekalian juga bisa refreshing. Setuju?"
"Setuju!!"
"OK!"
"D'accord!"
"Mangga!"
(To be continued)
[Ini gambarnya Jembatan Cikubang:]
2 comments:
Jembatannya mirip jalan menuju Hogwarts, ya!
Huaaahh! Masih usaha bujukin Joji supaya anak chimaera-nya mau dituker sama anak kambing atau anak orang utan aja :( Jauh lebih aman meskipun sama bandelnya!
Post a Comment